JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) turut menyediakan posko bantuan bagi warga terdampak banjir di Jakarta Selatan. Posko banjir FPI dibangun selang sehari sejak hujan deras mengguyur Jakarta pada 31 Desember lalu.

Salah satu posko berada di kawasan Wijaya, Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tercatat ada ribuan warga di tiga RW Kelurahan Petogogan yang rumahnya terendam banjir setinggi 2 hingga 3 meter.

Posko FPI itu berlokasi tak jauh dari halte Wijaya I. Lokasinya sekitar 300 meter dari lokasi banjir. Ukuran posko yang didirikan tak lebih dari warung tenda makanan yang kerap berada di pinggir jalan.

Di dalamnya terdapat satu meja untuk tempat kompor, terpal yang menjadi alas duduk, serta beberapa kardus mie instan dan minuman dari para donatur.

Sementara di bagian depan posko terdapat spanduk bertuliskan 'Posko Siaga Bencana Relawan Kemanusiaan'. Di bagian spanduk terdapat lambang dan tulisan FPI serta sejumlah sayap organisasi seperti Laskar Pembela Islam (LPI), Mujahidah Pembela Islam (MPI), dan Badan Anti Teror.

Mega, Ketua MPI Jakarta Selatan mengatakan ia dan rekannya memang tak terlalu sibuk lantaran jumlah warga yang membutuhkan bantuan telah berkurang. Warga telah kembali ke rumah mengingat banjir mulai surut.

Mega menuturkan posko bantuan itu didirikan FPI setelah hujan deras melanda rumah warga di malam tahun baru.

Menurutnya, FPI memiliki divisi khusus untuk penanganan bencana. Bahkan, tiap anggota yang baru masuk akan mengikuti diklat siaga bencana.

"Di situ mereka dapat pelatihan soal pengetahuan medis, penyiapan logistik, sampai penanganan korban," ujar Mega.

Selain menyediakan posko bantuan, Mega menuturkan tim FPI juga terjun langsung membagikan bantuan pada warga yang terdampak banjir. Sebab, masih ada sejumlah warga yang kesulitan akses keluar dari rumah.

Bantuan itu umumnya berupa nasi bungkus, mie instan, obat-obatan, makanan ringan, dan pakaian. Selain dari FPI, bantuan berasal dari para donatur. Beberapa di antaranya dari pengendara yang melintas dan sengaja ingin memberikan bantuan melalui posko FPI.

Mega mengklaim penyediaan bantuan bagi para korban banjir rutin dilakukan tiap tahun oleh FPI. Menurutnya, organisasinya mulai turun ke lokasi bencana sejak banjir besar di Jakarta 2005, 2007, hingga saat ini.

Di Jakarta Selatan sendiri, tercatat ada 10 titik posko bantuan dari FPI bagi warga.

"Jadi kita pasti langsung sediakan posko bantuan. Untuk waktunya itu tergantung situasi, kalau dikira sudah aman ya selesai tugas kita," ucapnya.

Berjarak sekitar 500 meter dari posko FPI, juga terdapat posko pengungsian dan dapur umum bagi warga di Kelurahan Petogogan yang terdampak banjir. Tepatnya di Gereja Santapan Rohani Indonesia.

Halaman gereja itu digunakan sebagai pusat pendataan dan dapur umum. Terdapat sejumlah warga yang membantu memasak dan menyiapkan nasi bungkus bagi warga. Sementara di lantai bawah gereja digunakan sebagai tempat pengungsian.

Lurah Petogogan, Sarwanto, mengatakan terdapat 154 warga yang mengungsi di gereja hingga Kamis siang. Namun sorenya, sebagian besar warga telah kembali ke rumah karena air telah surut.

Selain di gereja, posko pengungsian juga disediakan di Masjid Nurul Hidayah dan kantor kelurahan.

Sarwanto memastikan seluruh warga yang menjadi korban banjir telah mendapatkan bantuan. Bahkan menurutnya bantuan itu melimpah karena terlalu banyak warga yang memberikan bantuan. Kebanyakan di antaranya berupa mie instan, minuman, popok bayi, pembalut, dan kopi.

"Sudah banyak bantuan, lebih dari cukup. Ada dari warga, dari Wakapolri, dari Polres Jaksel, semua ada menumpuk gitu. Nanti kita bagikan," pungkasnya. ***