SELATPANJANG, GORIAU.COM - Ada satu jalan akses masyarakat di Tanjungmedang Kecamatan Rangsang Kepulauan Meranti, Riau, tak lagi bisa digunakan. Sebab, jalan yang biasanya digunakan warga saat beraktivias sudah patah dan jatuh ke laut akibat abrasi yang tak kunjung teratasi.


Kondisi itu terlihat ketika peserta rakor perbatasan didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Meranti Drs Askandar, Camat 3T Mulyadi, dan Kades Seigayung Kiri Ace meninjau lokasi abrasi, Kamis (8/10/2015) siang.
Pantauan di lapangan, lebih 100 meter jalan semenisasi itu patah dan jatuh ke laut. Sebab, tanah yang menjadi alas jalan semen itu terus saja tergerus ombak saat air laut pasang.
"Dulu pemukiman warga ada di sana. Sekarang sudah jadi laut," kata Mulyadi sambil menunjuk ke arah tengah laut.
Menurutnya lagi, abrasi terbesar di Meranti itu ada di Pulau Rangsang. Untuk satu tahun, diperkirakan tebing laut akan runtuh sepanjang 15 hingga 20 meter.
Kondisi itu terus saja terjadi. Sebab, hingga saat ini, belum ada program pemerintah baik Provinsi Riau maupun Pusat untuk mengatasi abrasi di Meranti.
Pulau rangsang satu dari 3 pulau besar yang terancam tenggelam kalau tak cepat diselamatkan. Untuk pulau Tebingtinggi, titik abrasi terbesar ada di Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat. Desa ini juga terancam tenggelam menjadi laut, karena terletak langsung di depan Selat Melaka.
Dimana, pada musim tertentu seperti musim utara, air pasang diiringi dengan ombak yang sangat besar. Ombak-ombak itulah yang membuat tebing tanah runtuh ke laut. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak tanpa ada sistem penahan ombak yang memadai dari pemerintah.(zal)