PEKANBARU - Seorang ibu rumah tangga bernama Rifna tega membunuh suaminya. Alasannya, Rifna mengaku hubungan rumah tangganya sudah lama tidak harmonis dan sering cekcok dengan sang suami, Salman.

Selama ini mereka berdomisili di Jalan Pelita, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, ada unsur perselingkuhan yang dilakukan istri korban dalam kasus ini.

  Tak sendirian, Rifna mengajak 1 orang pria untuk membantunya. Mereka bertiga membuat perencanaan yang mematang untuk menghabisi nyawa Salman. Dua orang temannya yaitu Avwita dan Honas Saputra.

“Alat yang digunakan untuk membunuh oleh para pelaku berupa batu gilingan cabe dan pisau dapur. Ada juga bantal, tiga buah HP milik para tersangka serta kain lap bercak darah," ujar Kapolres Rokan Hulu AKBP Yusup Rahmanto,  Kamis (16/5/2019).

Jasad Salman ditemukan tak bernyawa dan bersimbah darah di kamar rumahnya Senin (13/5). Awalnya, Rifna berteriak histeris dan mengadukan ke tetangganya bahwa suaminya dibunuh orang. Dia membuat drama seolah-olah sang suami memang dibunuh orang lain.

“Istri korban juga membuat laporan ke Polsek Mandau, dia berdalih suaminya dibunuh orang,” kata Yusup.

Kepada polisi, Rifna mengarang cerita, bahwa korban sempat keluar rumah bermain kartu. Kemudian korban pulang pukul 01.30 WIB, dan masuk kamar. Kemudian saat akan sahur, Rifna mengaku melihat suaminya tewas bersimbah darah

Pelaku mengaku kamarnya diacak-acak orang tak dikenal yang membunuh suaminya, dan emasnya dibawa orang tersebut. Atas laporan itu, petugas melakukan penyelidikan.

“Petugas tak percaya begitu saja, lalu melakukan olah tempat kejadian perkara. Ada kecurigaan dari kejadian itu,” ucapnya.

Anggota Polsek Mandau banyak menemukan kejanggalan. Tak puas, anggota Polres Bengkalis turun tangan untuk kembali melakukan olah TKP.beberapa barang bukti lain ditemukan polisi di sekitaran rumah korban. 

“Ada kain lap bercak darah di tong sampah belakang rumah. Saat olah TKP pertama, kain lap itu tidak ada. Tapi ketika olah TKP kedua, kok ada. Dari situ kita mulai curiga,” kata Yusup.

Polisi juga menginterogasi Rifna, dan jawabannya selalu berbelit-belit bahkan berubah. Petugas akhirnya mengamankan Rifna untuk diinterogasi lebih dalam. Rifna pun menghentikan dramanya, hingga akhirnya mengakui telah membunuh sang suami bersama dua orang saudaranya.

“Jadi pelakunya ada tiga, Rifna, Avwita dan Honas. Kalau si honas ini merupakan teman selingkuhan Rifna, pria inisial An yang masih kita cari,” jelas Yusup.

Polisi menyelidiki apakah An terlibat dalam pembunuhan ini atau tidak. Sebab, selama ini Rifna mengaku berselingkuh dengan An. Hal itu diungkapkan Rifna kepada polisi.

"Rifna selingkuh karena sering dikasari suaminya. Itu pengakuan dia. Sedangkan tersangka Avwita ikut membunuh korban karena juga memiliki dendam dengan korban," kata Yusup.

Pelaku eksekutornya adalah Honas, pria ini dibayar Rp 500 ribu untuk membunuh korban.  Setelah pekerjaan selesai, Rifna menjanjikan akan mebayar kembali Rp 2,5 juta. “Honas ini pembunuh bayaran istri korban,” imbuhnya.

Untuk membayar Honas, Rifna menjual emasnya. Padahal sebelumnya, dia mengaku emasnya hilang dicuri ketika korban ditemukan tewas.

Harga itu hasil negosiasi, karena awalnya Honas meminta Rp 10 juta, tapi Rifna tidak memiliki uang seperti permintaan Honas.

“Akhirnya sepakat Rp 3 juta, bayar di depan Rp 500 ribu, sedangkan sisanya akan dibayar kalau santunan kematian suaminya dibayar," ucap Yusup.

Ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 340 subsider 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup. Mereka terlibat pembunuhan berencana. (gs1)