JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta meminta pihak kepolisian untuk merehabilitasi nama baik institusinya terkait informasi mobil ambulans yang membawa batu dan bensin saat aksi demo di sekitar Gedung DPR/MPR.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (26/9). "Kami minta agar rehabilitasi nama baik institusi Pemprov DKI Jakarta termasuk jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta," kata Widyastuti.

Widyastuti menyampaikan pihaknya juga meminta kepolisian untuk mengklarifikasi berbagai informasi yang telah tersebar di media sosial, termasuk pemberitaan di media terkait insiden tersebut.

Apalagi, kata Widyastuti, mobil ambulans milik Pemprov DKI terbukti tidak digunakan untuk mengangkut batu dan bensin.

Selain itu, pihak Pemprov DKI juga meminta kepolisian untuk segera memulangkan tim medis yang sempat diamankan untuk dimintai keterangan.

"Memohon pemulangan tim medis kita yang kemarin telah dimintai keterangan oleh pihak Polda Metro Jaya," ucap Widyastuti.

Diungkapkan Widyastuti, dalam aksi demo yang terjadi selama beberapa hari kemarin, Pemprov DKI memang ikut serta menyediakan dukungan kesehatan. Hal itu berdasarkan pada surat resmi permintaan dari Polda Metro Jaya dan surat resmi dari Kementerian Kesehatan.

Menurut Widyastuti, ke depannya perlu ada peningkatan kolaborasi dan koordinasi antara Pemprov DKI dan kepolisian di setiap jajaran, termasuk di tingkat lapangan. Tujuannya, agar insiden seperti ini tak terulang lagi.

"Kami memastikan juga bahwa jajaran pemprov dan dinas kesehatan, selalu akan mendukung kegiatan masyarakat yang dalam jumlah besar. Kami selalu akan berpartisipasi menyediakan dukungan kesehatan saat ini dan seterusnya ke depan," tuturnya.

Sebelumnya, kepolisian mengklarifikasi perihal informasi sejumlah mobil ambulans yang diduga membawa batu dan bensin saat aksi di demo di sekitar Gedung DPR/MPR.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pada saat kejadian anggota Brimob yang bertugas dilempari batu oleh perusuh. Kemudian, perusuh yang melakukan aksi pelemparan itu mencari perlindungan dengan masuk ke dalam mobil ambulans.

Atas dasar itu, sempat muncul anggapan di kalangan anggota Brimob yang bertugas bahwa mobil ambulans itu digunakan oleh perusuh. Padahal, dikatakan Argo, justru oknum perusuh itu yang kemudian memanfaatkan mobil ambulans untuk berlindung.

"Jadi anggapan dari Brimob ini diduga mobil yang digunakan untuk perusuh, tapi bukan," ujarnya.***