PEKANBARU – Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ambles dalam pada perdagangan pekan ini.

"Terkoreksinya CPO pada kuartal ketiga tahun ini salah satunya terjadi karena pasokan yang melebihi permintaan," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja di Pekanbaru, Selasa (4/10/2022).

Sejumlah analis bahkan memprediksi harga CPO akan ambruk ke level terendah dalam dua tahun.

Pekan lalu, analis Dorab Mistry pada konferensi Globoil di Agra India memproyeksikan bahwa harga CPO akan jatuh ke MYR 2.500 (US$ 547,29) pada akhir tahun ini karena terbebani oleh peningkatan produksi.

Sementara, permintaan di pasar nabati terancam menurun karena perlambatan ekonomi global.

Selain itu, harga CPO juga tertekan oleh pelemahan harga minyak saingan, di mana harga minyak kedelai di Dalian dan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga sama-sama turun.

"Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global," jelasnya. ***