PALU - Guncangan gempa dan terjangan tsunami yang mendera Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) lalu, memunculkan sejumlah keajaiban.

Salah satu diantara keajaiban tersebut adalah bangunan Masjid Jami Pantoloan di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Palu, tetap berdiri kokoh pasca gempa dan tsunami. Sementara, bangunan lain yang ada di sekitarnya hancur dan rata dengan tanah.

Dikutip dari tribunnews.com, tak ada terlihat kerusakan sama seklai pada bangunan masjid tersebut. Pada dinding masjid tidak terlihat adanya noda yang menandakan diterjang tsunami. Padahal, posisi masjid berwarna hijau itu hanya sekira 50 meter saja dari pantai dan Pelabuhan Pantoloan.

‎Muhammad Alif Firmanyah (18), yang saat gempa dan tsunami berada dalam Masjid Jami Pantoloan mengatakan, masjid ini sangat nyata dilindungi Yang Maha Kuasa dari bencana dahsyat itu.

Diceritakan Alif, saat kejadian gempa mengguncang, dia dan jamaah lainnya hendak menunaikan salat Maghrib berjamaah di masjid yang menurut cerita warga telah dibangun sejak tahun 1936.

Alif melanjutkan, saat azan Magrib tengah dikumandangkan, tiba-tiba terjadilah gempa yang begitu dahsyat. Para jamaah langsung lari berhamburan keluar masjid karena takut tertimpa bangunan.

‎Namun, sang muazin tetap meneruskan kumandang azannya hingga selesai. Setelah selesai azan, baru muazin lari keluar masjid.

‎''Saya waktu itu sedang ngambil air wudhu. Azan itu belum selesai berkumandang, tiba-tiba diguncang gempa,'' kata Alif saat ditemui di Masjid Jami Pantoloan, Sabtu (13/10/2018).

Alif menuturkan, gempa itu membuat banyak jamaah yang berjatuhan ‎sampai terpental keluar pagar masjid.

Mereka pun terus berdoa dan melantunkan zikir di tengah kepanikan.

''Waktu gempa sampai ada yang tersalto keluar sampai pagar. Semua orang berdzikir waktu gempa,'' ujarnya menceritakan saat-saat mencekam itu..

Alif mengungkapkan, gelombang tsunami yang begitu tinggi dan kencang, sama sekali tak menerjang masjid tersebut.  ‎Bahkan, kata Alif, gelombang setinggi pohon kelapa itu justru melompati kubah masjid dan terbelah setelah melewati kubah tersebut.

''Air laut tidak masuk ke masjid sama sekali. Bahkan, ke halaman masjid pun tidak masuk, tapi dia naik ke atas melompati kubah masjid ini,'' kata ‎Alif.

Melihat kejadian itu, Alif dan para jamaah yang ada di ‎masjid pun dibuat terpana.  Mereka tak henti memanjatkan doa dan dzikir atas mukjizat yang baru saja disaksikannya.

''Kita semua disini terus berdzikir,'' kata Alif.

Setelah gelombang tsunami berhenti, barulah air masuk ke dalam masjid ‎melalui bagian belakang. Namun air itu tenang dan tak bergejolak.

"''Air masuk ketika sudah surut. Posisi air datang dari belakang masjid dan setinggi sekira selutut,'' ucapnya.

Ismail (46) jamaah yang juga berada di dalam masjid saat tsunami terjadi mengakui kalau air tsunami sama sekali tak menyerang Masjid Jami Pantaloan. Menurut dia, semua itu terjadi semata karena kuasa dan perlindungan ‎Allah SWT.

''Ini murni karena k‎uasa Allah karena memang tidak masuk logika. Sehari-harinya masjid ini dipakai untuk salat berjamaah, pengajian dan kumpul warga,'' kata Ismail.***