DURI - Gas elpiji diduga hasil oplosan ditengarai banyak beredar di Duri. Dugaan tersebut dikemukakan pemuka masyarakat setempat Nazaruddin Ritonga pada GoRiau.com (GoNews Grup), Kamis (20/10).

Tak hanya itu, menurutnya, isi gas yang tak mencukupi pun sudah kerap dikeluhkan konsumen di daerah ini. Dia sendiri pernah mengalami. Karena dugaan kecurangan tersebut akan sangat merugikan banyak konsumen, Ritonga minta para pihak terkait turun tangan.

"Saat sarapan pagi di Jalan Pertanian (Kamis pagi), saya dapat kabar dari pemilik warung kalau gas elpiji tiga kilo yang baru dia pasang tak menyala normal. Saat diguncang, seperti ada cairan di dalamnya. Bisa jadi air atau yang lainnya. Ini sangat merugikan konsumen. Karena itu, kita minta pihak kepolisian maupun Disperindag turun melakukan penindakan," pinta Ritonga.

Saat dicek silang ke pemilik Waroeng Sarapan Pagi Mak Uniang di Jalan Pertanian RT 4 RW 3 Kelurahan Duri Barat, pemilik usaha, Ira Liana (45) dan anaknya Tomi (25) tak menampik kenyataan tersebut. Menurut Ira, sebanyak 13 tabung gas elpiji tiga kilo pesanannya masuk pada Selasa (18/10) lalu.

Saat mengganti tabung gas lama dengan yang baru Kamis pagi kemaren, Ira dan anaknya kaget. Pasalnya, nyala kompor gas tak seperti biasa. Apinya redup. Begitu diguncang, nyala apinya agak membesar. Tapi hanya sebentar. Selepas itu redup lagi.

"Jangan-jangan kompornya yang bermasalah. Saat dicek, rasanya normal. Tabung gas kedua dipasang. Hasilnya sama. Saat diganti dengan tabung ketiga, baru nyala dengan normal," ujar Tomi didampingi ibunya.

Tanpa bermaksud menyalahkan siapa-siapa, Ira minta agar masalah seperti ini mendapat perhatian serius dari pihak terkait. Dulu, ibu enam anak ini pun pernah merasa dirugikan. Gas 12 kilo yang dia pesan habis dalam sekejap.

"Kasihan kalau warga kurang mampu sempat terbeli gas seperti ini. Makanya kita berharap pihak terkait serius," harapnya.

Terkait temuan gas yang tak normal ini, Kepala UPTD Perindag Kecamatan Mandau, H Sitinjak langsung turun ke TKP siang tadi. Dia belum bisa memastikan apakah dua tabung gas tiga kilo di warung sarapan pagi itu hasil oplosan atau tidak.

"Itu belum bisa kita pastikan. Akan kita cek terlebih dulu. Pangkalan yang mendrop gas ini pun akan kita mintai keterangan. Jalur distribusi gas dari SPBE, agen, pangkalan hingga sampai ke konsumen pun akan kita telusuri," janjinya.

Siang itu, sebiji tabung gas yang bisa jadi berisi air seperti kasus temuan di Jawa langsung dibawa Kepala UPTD untuk dicek. Sitinjak mengimbau konsumen untuk lebih teliti. Seharusnya, konsumen menimbang gas tersebut sebelum membeli.

"Itu wajib hukumnya. Pangkalan pun diwajibkan menyediakan timbangan. Kita juga minta semua pimilik usaha gas elpiji jujur. Jangan main-main. Suatu saat pasti terjebak. Yang akan rugi mereka sendiri. Terbukti melanggar, izin bisa dicabut. Pelaku pun bisa berurusan dengan polisi karena dugaan penipuan," pungkasnya.***