JAKARTA - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan visi Indonesia menjadi poros maritim dunia di bidang militer perlu didukung teknologi yang canggih. Menjadi poros maritim dunia, menuntut militer dan pertahanan Indonesia beradaptasi dengan teknologi industri pertahanan.

"Seperti yang pernah disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu bahwa tanpa visi, jangan pernah berpikir republik ini akan melaju dengan kecepatan tinggi" kata Connie di Jakarta, Minggu (21/7/2019).

Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, terang Connie perlu ada perubahan pola pikir untuk bisa memenangkan pertarungan global agar Indonesia bisa berbicara banyak di kancah militer internasional. Pola pikir cara kerja militer yang hanya diisi dengan rutinitas biasa dan bekerja ala kadarnya.

Dalam konteks pertahanan dan cita-cita poros maritim dunia, ada beberapa hal yang harus ditekankan ke depannya. Pertahanan nasional harus mulai percaya diri dengan kekuatan industri buatan dalam negeri sendiri. "Lalu memahami fungsi tugas utama pertahanan keamanan, negara dalam mewujudkan kepentingan nasional. Visi poros maritim dunia dan Nawacita secara otomatis mewajibkan TNI untuk berkemampuan dan bersifat outward looking," kata Connie. Salah satunya dengan penggunaan nanoteknologi dalam industri seragam TNI maupun Polri. Penggunaan nanoteknologi diharapkan bisa meningkatkan aspek perlindungan, mampu menyembuhkan cedera diri lebih cepat dan memiliki daya tahan diri lebih baik. "Sehingga itu mendukung kapasitas tentara dan polisi kita di masa depan sesuai visi poros maritim dunia dan Nawacita," ujar Connie. CEO Pravitna Nanoteknologi Indonesia, Petrus Freddy Cahyono mengatakan penerapan nanoteknologi di industri pertahanan bisa untuk mengganti beban berat bajupelindung prajurit menjadi bahan yang lebih ringan namun lebih kuat. Hal ini akan memacu pengembangan nanoteknologi yang sebelumnya sudah dijalankan di sektor pertanian, peternakan serta industri pertahanan. Yang sebelumnya juga teknologi ini untuk industri aerospace dan marine underwater, mikrobiologi untuk manusia. "Nanoteknologi dapat mengubah paradigma," kata Petrus Freddy Cahyono.***