SELATPANJANG - Hafzan Mubaraq (9) warga Jalan Ismail Kampungbaru, Kepulauan Meranti, Riau, meninggal dunia, Rabu (2/8/2017) sekitar pukul 02.20 WIB. Siswa SD Muallimin ini diduga terserang DBD.

Informasi meninggalnya anak laki-laki itu menyebar di media sosial facebook. Tak sedikit yang memberikan ucapan selamat jalan kepada Hafzan Mubaraq. Beredar kabar bahwa Hafzan terserang DBD.

Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan (PMKL) Muhammad Hasrin didampingi Kasi Penanggulangan Penyakit Menular (P2M) Fahri SKM, Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti membenarkan peristiwa itu.

Diakui Hasrin dan Fahri, untuk memastikan benar Hafzan terserah DBD, hingga Rabu siang mereka belum menerima SNOL dari pihak rumah sakit umum daerah (RSUD). Meski demikian, mereka sudah melakukan penyelidikan epidemik (PE) di lapangan (tempat tinggal korban dan rumah sekolah).

"Ini bisa disebut suspek DBD, hasil pastinya tunggu SNOL dari RSUD," kata Hasrin.

Pihak Diskes Kepulauan Meranti juga telah mengumpul informasi terkait kematian Hafzan Mubaraq ini. Kasek SD Muallimin yang didatangi pihak diskes mengaku bahwa Hafzan demam sejak, Jumat (28/7/2017). Lalu, Sabtu (29/7/2017) Hafzan dibawa berobat ke dr Joko Nugroho, diagnosanya demam biasa. Kemudian dibawa ke dr William, diagnosanya tetap sama.

Melihat kondisi Hafzan mulai melemah, keluarga membawanya ke RSUD Kepulauan Meranti, Selasa (1/8/2017) sekitar pukul 11.00 WIB siang. Karena tidak kunjung membaik, sekitar pukul 17.00 WIB Hafzan dimasukkan ke ICU.

"Kondisinya mulai memburuk saat itu. Rabu dinihari meninggal dunia sekitar pukul 02.20 WIB," kata Fahri.

Atas kejadian ini, Diskes akan melakukan fogging di sekolah Muallimin dan tempat tinggal korban. Info yang didapati pihak diskes, di SD Muallimin ada beberapa anak yang demam.

Fahri melihat, kejadian akibat keterlambatan diagnosa sehingga terlambat pula penangananya. Harusnya, tambah Fahri, penderita DBD hanya perlu diberi cairan tubuh agar tidak terjadi pendarahan.

Diimbau juga pihak desa dan kelurahan gencar membersihkan lingkungan. Sementara upaya dari pihak Diskes terhadap DBD ini telah dilakukan seperti Jumantik, Abatesasi, dan Fogging.

Menurut info dari Diskes Kepulauan Meranti juga, sepanjang 2017 telah terjadi 48 kasus DBD. Dengan korban meninggal sebanyak 2 orang. ***