SELATPANJANG - Meski telah diimbau agar tidak menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium diatas harga normal, namun masih saja ada pengecer dadakan yang melakukan hal tersebut.

Oleh karena antrian panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih terjadi di dua SPBU di Kota Selatpanjang, masyarakat rela mengantri berjam- jam yang mengakibatkan antrian semakin panjang mengular hingga keluar area SPBU.  Sementara itu puluhan pengecer mendadak menutup kios mereka.

Akibat antrian panjang pembelian BBM di SPBU, sejumlah masyarakat memanfaatkannya dengan menjual BBM eceran dadakan persimpangan dan dipinggir jalan.

Salah seorang penjual eceran di Jalan Dorak Sepanjang mengaku membeli premium di SPBU dengan menggunakan motor dengan tangki besar. Setelah itu premium tersebut dituang ke botol-botol kecil untuk dijual eceran di pinggir jalan. Dia menjual Rp15 ribu perbotol ke pembeli.

Sementara itu pengecer lainnya menjual premium dengan harga Rp10 ribu perbotol dengan ukuran 750 mili liter. Jika pada hari biasa, harga premium di kios pengecer dijual dengan harga Rp11 ribu perbotol air mineral berukuran 1500 mililiter.

"Lumayan juga lah untungnya, kita antri membeli bensin saja lama, tak mungkin dijual murah," ujar pengecer yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, salah seorang  masyarakat, Indra yang membeli bensin di pengecer pinggiran jalan tidak merasa keberatan dengan harga yang terbilang mahal dari harga biasanya.

"Memang mahal, tapi daripada tidak dapat minyak sama sekali. Karena kalau ke SPBU harus mengantri lama dan berpanas - panas," ujarnya.

Sebelumnya, masyarakat di Kota Selatpanjang Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau diimbau tidak panik menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang terjadi. Apalagi hingga menimbun BBM untuk mengambil keuntungan pribadi.

Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop-UKM) Kepulauan Meranti, Mohamad Azza Faroni mengatakan pihaknya telah mengonfirmasi kepada pihak Agen Premium Minyak Solar (APMS) yang mendapat izin bahwa semua kerusakan dan kendala sudah diatasi.

"Sudah tidak ada masalah lagi, jadi masyarakat tidak perlu panik hingga membeli dalam jumlah berlebihan dan menimbunnya karena takut isu premium langka," terang Azza.

Dia juga menegaskan terhadap pihak-pihak yang sengaja menimbun BBM dengan tujuan mengambil keuntungan baik itu para pengecer tetap maupun pengecer dadakan, akan diberikan sanksi keras.

"Bisa saja nanti kita berkordinasi dengan pihak kepolisian untuk tindakan," tegasnya.

Sejauh ini Azza memastikan pihaknya terus melakukan pemantauan di lapangan, seperti di SPBU yang masih terlihat antrian pembeli.

"Saya dan Kapolres terus memantau perkembangan," sebutnya.***