SELATPANJANG - Guru yang pompongnya dihantam gelombang hingga menepi ke hutan bakau dan membuat seorang guru harus terjun ke air untuk mengimbangi pompong itu sempat viral di media sosial (medsos).

Para guru yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Lukun yang terletak di Dusun Keridi Desa Batin Suir, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti hanya bisa pergi mengajar dengan melalui jalur sungai. Ini merupakan sekolah satu satunya yang ada di desa tersebut.

Kepala sekolah, Suardi bersama empat orang guru lainnya setiap hari berangkat dari pelabuhan Desa Banglas Barat menggunakan perahu kecil yang disebut Pompong, dia pun kerap bertindak sebagai kapten menyusuri sungai Suir yang luas.

Perahu itu dibelinya dengan menggunakan uang pribadinya seharga Rp8 juta, selama mengabdi sudah lima perahu dia gunakan. Tak jarang mereka membuka perbekalan dan makan bersama, karena tidak ada kesempatan bagi mereka untuk sarapan di rumah.

Dikatakan Suardi, kapal Pompong miliknya itu merupakan satu-satunya moda transportasi menuju ke tempat mengajar.

"Kalau Pompong ini rusak, kami bersama para guru dipastikan tidak bisa pergi mengajar, karena ini merupakan satu satunya transportasi menuju kesana," kata Suardi.

Kisah Suardi mengarungi sungai bersama guru lainnya menuju sekolah terisolir itu selalu memberikan cerita yang suka dan duka, tak jarang mereka harus bertaruh nyawa ketika kapal kecil mereka oleng dihempas gelombang.

Baru-baru ini kapal mereka terpaksa harus menepi ke tepian hutan bakau. Bahkan seorang guru berstatus PNS nekat melompat ke laut. Guru yang diketahui bernama Syamsul Bahri itu berniat mengamankan perahu agar tidak oleng dan tenggelam. Sementara itu guru- guru perempuan terlihat berteriak histeris karena ketakutan. Video ini pun sempat viral dan ribuan orang telah menonton ketika dibagikan ke media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan mengatakan bahwa fasilitas penyeberangan harus memiliki standar. Untuk itu Bupati akan menyalurkan bantuan kapal penyeberangan atau Kempang bagi para guru untuk menyeberang menuju sekolah.

"Penyeberangan itu harus standar, untuk itu bisa saja kita berikan mereka Kempang yang memenuhi standar agar keselamatan mereka terjamin. Karena masih ada sebagian Kempang yang kita bantu dan tidak terpakai oleh kelompok dan itu bisa saja kita alihkan bantuan itu kesana," pungkasnya.***