JAKARTA - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menilai, partai politik, pemerintah, dan kepolisian, sama-sama punya kepentingan untuk mengurangi peran lembaga antirasuah. Ini, serangan terhadap KPK yang paling sulit dibendung.

"Dalam perlawanan kepada KPK jilid pertama, cicak versus buaya, itu berhasil dimenangkan karena memang pertarungan ketika itu semata-mata antara KPK dengan unsur konservatif yang korup di kepolisian," ungkap Usman Hamid diskusi bertema 'Menagih Janji Keadilan untuk Novel Baswedan dan Menyelamatkan KPK' di Jakarta, Sabtu (19/10).

Usman memaparkan, sementara Presiden Jokowi tengah membuka keran investasi besar-besaran, KPK yang kerap menciduk pihak swasta maupun birokrat yang bermain kotor dan merusak lingkungan.

"Partai politik juga begitu, banyak petinggi parpol yang takut dengan keberadaan KPK. Begitu juga dengan banyak jenderal polisi yang merasa terancam akan keberadaan KPK," kata Usman.

"Kali ini buayanya tidak sendiri tetapi menjadi sekawanan buaya melawan cicak yang sama," tukas Usman.***