PEKANBARU - Usai menjalani pemeriksaan di Kantor Satpol PP Pekanbaru, Pengurus Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) Riau Ruli Ramadhan menyatakan sekretariatnya bukan sarang aktivitas perilaku seks menyimpang kaum LGBT. OPSI selama ini merupakan organisasi yang memberikan informasi HIV/Aids kepada mereka yang rentan dan memberikan akses layanan kesehatan yang tepat.

"OPSI ini memberikan informasi HIV/Aids terhadap teman - teman yang rentan dan kita juga menyediakan akses layanan kesehatan yang dekat. Sasaran kita itu perempuan, laki - laki dan waria, dan mereka yang datang kita berikan kreativitas seperti membuat kerajinan tangan untuk mengalihkan fokus mereka dari perilaku seks menyimpang," urai Ruli, Rabu, (16/1/2019).

Ruli pun menjelaskan bahwa pada saat penggerebekan dilakukan, sekretariatnya sedang kosong dan hanya ada penjaga. Tidak ada aktivitas seks atau hal - hal berbau LGBT lainnya.

Sementara terkait temuan alat kontrasepsi wanita, ia menjelaskan bahwa kontrasepsi tersebut merupakan bahan contoh untuk memberikan edukasi kepada kelompok masyaramat tersebut. OPSI sendiri memiliki hubungan kerjasama dengan lembaga - lembaga dan kelompok aktivis HIV/Aids lainnya.

"Waktu mereka melakukan penggerebekan itu saja, sekretariat kita sedang kosong dan hanya penjaga, tidak ada aktivitas LGBT. Kita sudah berdiri sejak 2 tahun lalu, Opsi sering berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes), Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Riau dan Kota serta LBH Pekanbaru, juga ada beberapa teman LSM seperti PKBI dan Sebaya Lancang Kuning, dan aktivis HIV/Aids," tuturnya.

"Kalau kemarin ada temuan kontrasepsi, itu kontrasepsi wanita yang sudah expired dan kita gunakan untuk edukasi," pungkasnya. ***