PEKANBARU, GORIAU.COM - Pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Pekanbaru beralasan musim kemarau adalah penyebab kondisi listrik di daerah ini mengalami 'biarpet'. Menurut perusahaan BUMN ini, air di waduk PLTA Koto Panjang menurun drastis sehingga pasokan daya menjadi terganggu.

"Hal itu yang kemudian membuat kami terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergilir, khususnya di Pekanbaru," kata Humas PLN Cabang Pekanbaru, Anson, di Pekanbaru, Kamis (29/8/2013).

Ia menjelaskan, salah satunya yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kotopanjang, dimana dari tiga turbin yang tersedia, hanya satua yang mampu bekerja.

PLTA Kotopanjang merupakan pembangkit listrik yang selama ini diandalkan untuk menghasilkan daya sebesar 3 x 38 Mega Watt (114 Mega Watt).

Namun akibat kekurangan air yang disebabkan oleh kemarau panjang dan rusaknya hutan di sekeliling waduk PLTA Kotopanjang, demikian Anson, maka dari tiga turbin yang ada hanya satu yang bisa difungsikan sehingga otomatis daya yang dihasilkan juga menurun menjadi 38 MW.

Untuk diketahui, kata dia, bahwa elevasi air di waduk PLTA Kotopanjang saat ini adalah 75,81 meter, padahal batas normal air untuk menggerakkan turbin dibutuhkan 80,6 meter.

Bukan hanya itu, kondisi air waduk tersebut juga sudah berada pada posisi kritis dan mengkhawatirkan, karena batas minimum air untuk bisa memutar turbin adalah 73,5 meter.

Dengan hanya satu turbin yang aktif maka daya yang dihasilkan juga rendah, bahkan satu turbin tersebut hanya menghasilkan daya 34 MW dari 38 MW yang harusnya mampu dihasilkan. "Untuk kebutuhan pada siang hari masih terjangkau, namun pada sore dan malam hari kebutuhan masyarakat meningkat hingga tidak mencukupi," katanya.(fzr)