JAKARTA - Dihadapan peserta Silaturrahmi Nasional (Silatnas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se Indonesia (PTMI), di Tower At Tauhid Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Kamis (11/4), Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA, mengapresiasi keberhasilan pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan.

Khususnya keberhasilan membuat anjuran menyantuni anak yatim, seperti yang tertuang dalam surat Al Maun, menjadi gerakan keumatan. Bukan lagi dipahami secara normatif saja. Ini penting, karena sebelum itu, anjuran menyantuni anak yatim, hanya difahami sebagai ajakan, yang sifatnya normatif saja.

Akibatnya, seluruh anggota persyarikatan Muhammadiyah ikut aktif dalam upaya melaksanakan dakwah, termasuk bil mal (berdakwah menggunakan harta bendanya untuk membantu sesama). Sehingga gerakan sosial Muhammadiyah pun berjalan dengan semarak.

"Gerakan seperti ini, harus diikuti oleh kita semua di zaman sekarang. Dalam kehidupan bernegara, kita harus merealisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadikan Pancasila sebagai hafalan atau pengetahuan saja," kata Hidayat.

Menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menurut Hidayat bisa mempersempit peluang munculnya bahaya laten, yang terus mengintai bangsa Indonesia. Seperti, bahaya laten kembalinya Partai Komunis Indonesia maupun bahaya laten praktek LGBT.

Partai Komunis Indonesia, kata Hidayat terlarang hadir di Indonesia, karena PKI tidak sesuai dengan Pancasila. Demikian juga LGBT, praktek tersebut juga terlarang, karena bertentangan dengan Pancasila, khususnya sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada kesempatan itu, Hidayat mengajak generasi muda untuk mengetahui dan mengenali jasa-jasa para ulama. Ini penting, agar pemuda makin mencintai bangsa dan negaranya. Dengan mengenal jasa para pejuang, akan menjadikan pemuda rela menjaga dan mempertahankan bangsa dan negara.

"Bangsa Indonesia lahir berkat jasa-jasa para ulama. Karena itu para pemuda harus menjaganya, agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya", kata Hidayat menambahkan.

Pada kesempatan itu Rektor UM Surabaya memohon doa restu, terkait rencana pembangunan Tower At Taawun Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Peletakan batu pertama pembangunan tower, ini akan dilaksanakan pada 23 April 2019. Direncanakan tower tersebut akan selesai pada 2021, dan menjadi tower tertinggi di seluruh perguruan tinggi Indonesia.

Dalam acara yang mengambil tema 'Gerakan Mahasiswa Islam, Memperkokoh Nilai - Nilai Berbangsa, Bernegara guna Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia' itu, turut hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr. dr. Sukadiono, MM.***