PEKANBARU - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitra kerjasamanya Pertamina Power Indonesia (PPI) atau yang dikenal Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai), Duri dan Dumai Camp. Pembangunan PLTS ini dalam rangka melakukan transisi energi dan target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) yang juga diwacanakan oleh Pemerintah Indonesia.

Direktur Utama PT PHR Jaffee A Suardin mengatakan, luas keseluruhan pembangunan PLTS di ketiga lokasi tersebut mencapai 28,16 hektar, dengan harapan menghasilkan 25 Mega Watt untuk mendukung kegiatan operasi di WK Rokan.

"Pembangunan PLTS ini juga merupakan partisipasi PHR dalam mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 serta mencapai net-zero emissions di tahun 2060 dengan jangka menengah 29%-41% di tahun 2030," ujarnya saat memberikan kata sambutan pada acara Groundbreaking Pembangunan PLTS WK Rokan, di Kecamatan Rumbai, Jumat (22/4/2022).

Acara groundbreaking ini dihadiri oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono, Komisaris PNRE David Bingei, CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro, Direktur Utama PT PHR Jaffee A. Suardin, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis PNRE Fadli Rahman, Direktur Proyek dan Operasi PNRE Norman Ginting dan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro menjelaskan, Pertamina Group sudah berkomitmen untuk transisi energi, dimana PLTS WK Rokan ini akan menjadi salah satu showcase energi bersih Pertamina di gelaran G20. "Pertamina NRE akan terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan," jelasnya.

Menurutnya, Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina NRE (PNRE) telah menandatangani nota kesepahaman pada tanggal 15 November 2021 untuk rencana penyediaan PLTS di wilayah kerja Rokan Pertamina.

PLTS sebagai EBT juga diprediksi mampu mengurangi emisi karbon berkisar 23.000 ton per tahun, dan pengurangan konsumsi bahan bakar gas sebesar 352 MMSCF per tahun. PTSL juga diklaim akan meningkatkan penghematan biaya operasi sebesar 4.3 juta US$ per tahun. Selain itu, PLTS juga membantu mengurangi pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Dengan Projects Manager yang dipimpin oleh Putra Daerah Provinsi Riau, pembangunan proyek terbesar di lingkungan Pertamina ini diharapkan selesai pada Oktober mendatang.

"Proyek PLTS ini merupakan role model dan salah satu yang terbesar di Indonesia. PLTS yang diharapkan akan menghasilkan 25 MW dan merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk mencapai 200 MW. Melalui pembangunan PLTS ini, WK Rokan memperoleh efisiensi sebesar USD 5 juta," pungkas Infrastruktur Pertamina (Persero) Mulyono. ***