PEKANBARU - Pesawat Garuda Indonesia GA 172 yang akan ditumpangi Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman masih berada di Jakarta. Hingga saat ini, pesawat tersebut masih parkir di Bandara International Soekarno-Hatta. Pesawat tersebut belum diterbangkan, dengan alasan kabutvasap dan jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II masih 600 meter.

Amran dijadwalkan mengahdiri acara Rembug Utama Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Expo 2019 yang ditaja Pemerintah Kota Pekanbaru di Gedung Balai Serindit Gubernuran, Minggu (22/9/2019).

Kabid IKP Kominfo Pekanbaru, Mawardi saat dikonfirmasi GoRiau.com, membenarkan Menteri Pertanian RI belum diterbangkan ke Pekanbaru dari Jakarta.

"Tadi pagi informasi dari protokol menteri, Pak Menteri sudah berada di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Artinya beliau antusias menghadiri acara Rembug Utama KTNA di Pekanbaru. Informasinya juga sempat masuk pesawat, tapi turun lagi karena kabut asap di Pekanbaru," kata Mawardi.

Pihak Angkasa Pura II Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menginformasikan, hingga pukul 11.25 WIB belum ada pesawat yang mendarat di Pekanbaru, karena pekatnya kabut asap. Jarak pandang di Bandara Pekanbaru hanya 600 meter.

"Kalau pesawat dari Pekanbaru ke luar kota lancar, tapi kalau dari luar kota ke Bandara Pekanbaru belum ada yang datang. Ada yang balik kanan, ada juga dialihkan ke Batam," kata ‎Officer In Charge Angkasa Pura, Bandara SSK II Pekanbaru, Benni Netra.

Pesawat Malindo asal Subang Malaysia, balik kanan ke bandara asalnya. Sebab, jarak pandang di Pekanbaru hanya 600 meter akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). "Pesawat Malindo Air OD 362 divert ke Subang bandara asalnya. Ada juga pesawat asal Kuala Lumpur jadwalnya 10.30 Wib tiba di Pekanbaru, tapi belum jadi berangkat," ujar Benni.

Selain Malindo, ada 3 pesawat lain yang tidak berani mendarat d Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, pada Minggu pagi. Keempat pesawat itu tak jadi ke Pekanbaru, ada 3 yang dialihkan ke Bandara Hang Nadim, Batam. "Info dari 4 pesawat yang sempat melakukan holding untuk pendaratan tadi, akhirnya 3 divert ke Batam yakni ID 6856 dan Lion Air JT 276, Citilink QG 936 divert ke CGK," ungkap Benni.

Keempat pesawat itu sempat berputar-putar atau hold di langit Pekanbaru pukul 08.30 WIB. Menurut Benni, maskapai Batik Air dengan nomor penerbangan 6856 dari Bandara Soekarno Hatta seharusnya mendarat pada pukul 07.35 WIB. Namun, hingga kini jarak pandang di landasan pacu Bandara SSK II Pekanbaru berkisar 500 meter, sehingga pilot memutuskan pengalihan ke bandara di Batam.

Sedangkan, untuk maskapai Citilink QG 936 yang juga dari Soekarno Hatta Jakarta dijadwalkan untuk mendarat sekitar pukul 08.15 WIB, serta Malindo Air OD 362 dari Subang, Malaysia yang dijadwalkan mendarat pukul 08.30 WIB juga sempat berputar-putar di udara Pekanbaru. Mereka dialihkan ke Batam, dan ke bandara asalnya.

"Sekarang jarak pandang 500 meter, sedangkan jarak pandang aman untuk mendaratkan pesawat adalah minimal 800 meter," jelas Benni.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan jarak pandang di Bandara Pekanbaru hanya 500 meter akibat kabut asap. Bahkan lebih parah di Pelalawan, yakni hanya berkisar 300 meter, Rengat Kabupaten Indragiri Hulu 500 meter, serta Kota Dumai 1 kilometer. ***