GROBOGAN -- Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darut Tauhid Desa Truwolu, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Kiai Ali bin Abdulah, sempat bersitegang dengan Kapolsek Ngaringan, Iptu Siswanto, Rabu (21/7/2021) malam.

Dikutip dari Inews.id, ketegangan itu bermula ketika petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP memutar balik para santri yang hendak masuk ke pondok pesantren.

Kapolsek Ngaringan, Iptu Siswanto, bahkan sempat mengancam santri yang merekamnya ketika  tengah memaksa mereka untuk putar balik di penyekatan.

Kapolsek mengancam akan memidanakan santri jika nekat melakukan perekaman.  Handphone santri kemudian dirampas dan file video dihapus oleh polisi.

Para santri ini akan menggelar salawatan di Ponpes Darut Tauhid, yang biasa digelar setahun sekali pada hari raya Idul Adha di ponpes tersebut.

Sebelum putar balik, para santri terlebih dahulu menjalani rapid test dan hasilnya negatif.

Di tengah petugas melarang santri masuk dan memaksanya putar balik, datang pengasuh Ponpes Darut Tauhid, Kiai Ali bin Abdulah, Kiai Ali meminta petugas membuka jalan ke ponpes agar para santri yang hendak mengikuti salawatan bisa masuk. Namun, petugas tetap menutup jalan masuk.

Perdebatan antara petugas dengan pengasuh ponpes terjadi cukup lama. Pengasuh ponpes terus mengejar aparat yang berjaga agar bubar dan membuka penyekatan di pintu masuk desa.

Setelah menjalani perdebatan yang cukup panjang, petugas akhirnya memberikan izin kepada ponpes untuk melaksanakan salawatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Setelah ada titik temu, Kiai Ali bin Abdullah kemudian kembali ke ponpes untuk melanjutkan salawatan. Dia juga meminta agar aparat selalu mengawasi dan menegur para jamaah secara humanis jika tidak mengenakan masker atau tidak menjaga jarak saat mengikuti salawatan.

Pengasuh Ponpes Darut Tauhid itu berharap pemerintah tidak tebang pilih dalam penerapan PPKM Darurat dan memberikan kelonggaran kepada umat Muslim untuk menjalankan ibadah.

Menurutnya, mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan ikhtiar umat Islam menjauhkan diri dari wabah virus corona.

Sementara beberapa perwira kepolisian yang berada di lokasi enggan untuk memberikan keterangan terkait penyekatan yang dilakukan di pintu gerbang desa menuju Ponpes Darut Tauhid.

Kiai Ali bin Abdulah menganggap bahwa kebijakan pelarangan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap setahun sekali itu menciderai Pancasila dan perasaan umat Islam yang mayoritas di Indonesia.

''Jadi prokes itu adalah ikhtiar kita menghadapi fenomena penyakit yang berasal dari China ini. Namun alangkah bijaknya kita melihat bahwa kultur agama kita mayoritas Islam sehingga tidak lalu serta merta menyamakan 100 persen dengan keadaan di sana,'' katanya.***