NEW DELHI -- Muhammad Amir ikut dalam aksi penghancuran Masjid Babri di Ayodhia, India, yang dilakukan kelompok sayap kanan Hindu pada tahun 1992. Waktu itu dia masih beragama Hindu.

Amir yang terlahir bernama Balbir Singh dianggap kelompok Hindu sayap kanan sebagai pahlawan setelah terlibat dalam perusakan Masjid Babri. Namun, keluarganya mencela tindakannya dan ia pun merasa bersalah. Setelah itu Amir jatuh sakit dan mengalami masalah dengan kesehatannya.

Amir kemudian memutuskan untuk berkonsultasi dengan Maulana Kaleem Siddique di Mazaffarnagar. Ia menceritakan mengenai keterlibatannya terhadap perusakan Masjid Babri dan mengungkapkan bahwa ia ingin bertobat.

Maulana menjelaskan kepada Amir mengenai nilai-nilai Islam melalui ayat Alquran. Pada saat itu, dia menyadari apa yang telah ia lakukan adalah dosa besar. Pada 1 Juni 1993 ia pun memutuskan untuk masuk Islam. Ia juga berjanji untuk membangun serta melindungi 100 masjid.

Sesuai resolusinya, ia masuk Islam dan membangun beberapa masjid di berbagai bagian negara di India. ''Dia membangun masjid di seluruh negeri setelah masuk Islam,'' kata teman Amir, dilansir di The Sentinel Assam, Senin (2/8/2021).

Hingga saat ini ia telah membangun 91 masjid, di antaranya 59 sedang dibangun. Amir membangun masjid pertamanya di Haryana dan menamakannya Masjid E Madina pada tahun 1994.

Pada 23 Juli 2021 lalu, Amir wafat. Warga mencium bau busuk keluar dari rumah kontrakan Amir di Baba Nagar beberapa hari kemudian. Sebuah tim dari polisi Kanchanbagh kemudian datang dan menemukan Amir dalam kondisi tidak bernyawa.

''Alasan pasti kematiannya saat ini tidak dapat ditentukan, jika kami menerima pengaduan tentang kecurigaan kematiannya dari anggota keluarga, polisi akan melanjutkan untuk postmortem dan mendaftarkan kasus,'' kata Inspektur Kanchanbagh, J Venkat Reddy.***