PASIR PENGARAIAN- Sambil menyelam minum air, sambil berkeliling kampung menyerap aspirasi cari solusi ternyata sangat menarik dan menyenangkan disebalik sulitnya infrastruktur jalan dan jembatan tersimpan potensi wisata keindahan alam yang menakjubkan.

Anggota DPRD Riau Bagus Santoso yang juga Caleg DPR RI Dapil Riau 1 bersama tim SBS ( Sahabat Bagus Santoso) dalam program “tembus 105” desa se Riau sudah banyak menyibak berbagai kendala sekaligus potensi yang bisa dikembangkan. Tidak hanya potensi wisata alam tetapi juga situs- situs budaya dan sejarah yang menyimpan pesona nan indah dan bernilai tinggi warusan bangsa.

Salah satunya adalah Istana kerajaan Rokan, kuburan raja- raja, rumah Pogodongan suku di Kenegerian Rokan.  Saat singgah Di Desa Koto Ruang kecamatan Rokan 4 didampingi Kepala Desa  Alex Susanto, Kades Cipang Kanan Abadi serta warga dan rombongan diajak berkeliling dilingkungan peninggalan Istana Kerajaan Rokan. 

Istana Raja ini yang menurut catatan sejarah dibangun pada abad 18 dan kini sudah berumur 210 tahun masih kokoh dengan tiang kayu balok empat persegi, istimewanya 4 tiang tengah konon tanpa sambungan tegak kokoh keatas. Di belakang Istana tumbuh perkasa pohon beringin seakan menjaga Istana dari deburan air mengalir deras Sungai Rokan yang di zaman dulu sebagai jalur tranportasi kerajaan.  Dibagian luarnya masih terlihat dengan jelas ornamen dengan ukiran- ukiran meski sudah kusam.

Kekokohan Istana Rokan lambang kejayaan masa lampau  itu, kini atapnya dari seng  yang sudah cokelat kehitaman berkarat dimakan usia kabarnya dulu beratap Ijuk dengan ornamen khas melengkung ditengah sepintas seperti rumah adat Sumatera Barat.  Di bagian dinding luar istsana juga terdapat dua buah ukiran dangan motif naga yang melambangkan raja dan ratu kerajaan tersebut, ukiran juga terdapat pada tiang-tiang beranda serta disetiap bagian anak tangga menuju pintu masuk istana.

Disebelah kanan kiri istana berdiri 10 rumah Pogodongan Suku. Sayang situs budaya yang bernilai tinggi ini nampak sebagian sudah tak terawat dan ada bagian yang lapuk. Menurut Alex barang- barang peninggalan sudah hilang, maka dibagian dalam kosong hanya lantai dan dinding kayu.

Telisik punya telisik meskipun Istana Raja ini tegak di di Rokan Koto ternyata situs budaya masih wewenang Situs Budaya Pagar Ruyung Sumbar. Tersebab kewenangan inilah pemerintah Desa tidak bisa berbuat banyak. “ Karena kewenangan Desa tak bisa mengelolanya, kami berharap situs budaya ini bisa dilimpahkan ke Kabupaten Rohul sehingga melalui Dinas Pariwisata dan budaya bisa diserahkan ke pemerintah Desa,” harap Alex.

Karena terbentur kewenangan maka situs budaya ini belum tergarap dengan baik. Sarana dan prasarana pendukung juga sangat minim. Bahkan saat rombongan tersesak mau ketoilet pak Kades terpaksa mengarahkan ke kantor Kepala Desa menyeberang jalan di depan Istana. 

Untuk melihat peninggalan sejarah Istana Rokan perjalanannya memang lumayan jauh. Istana Rokan terletak sekitar 300 kilometer dari Pekanbaru, sekitar 65 Kilometer dari Pasir Pangaraian, Ibu kota Kabupaten Rohul, dan hanya 28 kilometer dari Kota Ujung Batu, dengan lalu lintas yang lancar dan akses jalan menuju kesana sudah diaspal.  Jalan sudah beraspal dengan pesona alam bukit dan jalan berkelok- kelok sambil memandang hamparan kebun karet dan sawit. 

Kepala Desa Alex Susanto berharap kewenangan mengelola situs budaya menjadi wewenang pemerintah Rokan Hulu sehingga peninggalan sejarah ini bisa dikelola lebih baik dan menjadi potensi desa yang bisa dihandalkan. ***