KAMPAR – Jalanan dan makam dipenuhi ribuan masyarakat yang merayakan tradisi turun-temurun ini pada hari raya enam di Kabupaten Kampar, Riau.

Rombongan peziarah antuasias menyinggahi sejumlah makam yang tersebar di beberapa desa, pada Senin (9/5/2022). Mereka yang seluruhnya kaum pria berjalan kaki dari satu makam ke makam lain. Anak-anak hingga orang tua bersuka cita.

Meski begitu, peziarah tetap khusyuk memanjatkan doa bagi pendahulu mereka di tiap makam. Peziarah sudah mulai meramaikan makam sejak pagi.

Keluarga inti dan kerabat yang mendiami makam menanti rombongan peziarah tiba untuk memanjatkan doa bersama-sama.

Seperti tergambar di Makam Gandulo Datuk Tabano dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Muara Uwai. Ratusan peziarah meramaikan dalam dan luar makam. Pemerintah Kabupaten Kampar memilih Desa Muara Uwai.

Sekretaris Daerah Kampar, Yusri dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah melepas peziarah di Masjid Uwai.

Rangkaian tradisi ini ditutup dengan makan bersama para peziarah, disebut juga dengan Makan Bajambau.

Rombongan peziarah kembali ke tempat awal keberangkatan mereka setelah menyelesaikan long march ke sejumlah makam.

Di tempat Makan Bajambau, peziarah disambut hidangan siang yang telah disiapkan kaum wanita. Setelah itu mereka menunaikan Salat Zuhur berjamaah.

Tiap desa membentuk barisan rombongan peziarah. Ziarah mengawali tradisi ini. Maka disebut juga dengan Hari Raya Ziarah atau Aghi Ghayo Zorah.

Mereka kembali berpuasa Sunah selama enam Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri. Sehingga sering juga disebut Aghi Ghayo Onam. Perayaan ini pun jauh lebih meriah dari Idul Fitri.

Perayaan tahun ini jauh lebih meriah. Maklum, dua tahun berturut-turut tak dapat dirayakan dengan meriah karena pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah. Tahun ini lebih meriah. Semua masyarakat antusias. Sudah dua tahun tidak semeriah ini," kata Arif, seorang warga setempat. Ia bersyukur, kegembiraan tahun ini dapat dirayakan bersama keluarga dan tetangga.***