PEKANBARU, GORIAU.COM - Tantangan seorang wartawan selain harus meningkatkan pengetahuan dan wawasannya terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat juga menghadapi tantangan bagaimana mempersiapkan mental dan komitmen pada diri sendiri, terhadap godaan dan rayuan untuk tidak mengingkari nilai-nilai yang sejatinya ada pada profesi ini, yaitu idealisme pers.

''Menjadi wartawan itu jangan cepat terayu, intinya harus independen," ujarnya Made Ali, pewarta dari Jikalahari, pada pelatihan jurnalistik bagi calon penulis dan para mahasiswa yang menyukai dunia jurnalistik, yang ditaja Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fisip, Universitas Riau (Unri) di markas HMI Cabang Pekanbaru, Jalan Soekarno Hatta, Gang Melayu, Pekanbaru, Minggu (17/11/2013) pagi, sekitar pukul 10.30 Wib.

Dia menambahkan, yang mengawal suatu media adalah warga, media yang baik adalah, media yang menyediakan tempat bagi masyaraka untuk kritisi. ''Jadi kalian bisa protes atas berita yang tidak benar,'' tegasnya.

Sementara itu, Ketua HMI Fisip Unri, Wiryanto Aswir mengatakan salah satu tujuan terselenggaranya acara tersebut adalah sebagai wadah bagi kader-kader untuk mengupgrade potensi diri di bidang jurnalistik. ''Harapannya memang setiap komisariat memiliki buletin atau bahkan media cetak sendiri selain fisip,'' ujarnya.

Dia juga mengatakan, di Pekanbaru sangat banyak mahasiswa yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik soal menulis. ''Maka dari itu, kami akan terus menggali kemampuan tersebut,'' ungkapnya ke GoRiau.com. ***