PADANG PARIAMAN - Banjir bandang menghantam kawasan Lembah Anai, hingga Kayu Tanam, Padang Pariaman, Selasa (7/8) dini hari. Enam rumah dihanyutkan air yang menggila. Belasan bangunan rusak parah, dan puluhan hektare sawah disapu. Pemandian Mega Mendung yang berada di pinggir jalan lintas Padang - Bukittinggi juga porak-poranda.

Air deras sebetulnya sudah mencemaskan warga sejak pukul 23.30 WIB, Senin (7/8). Suara gemuruh dari lidah air yang menghantam bebatuan membuat warga khawatir. Dayan, salah seorang warga Nagari Anduring, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam bersama beberapa warga lainnya akhirnya nekat memantau kondisi sungai Batang.

“Sejak Mahgrib, hujan sudah turun begitu deras. Kami cemas bencana banjir bandang datang,” terang Dayan yang rumahnya tak jauh dari bibir sungai seperti diberitakan harianhaluan.com.

Firasat buruk Dayan terbukti. Pukul 02.30 WIB, bencana itu datang. Air yang bercampur lumpur dan bebatuan menerjang pemukiman. Struktur rumahnya tak kuat menahan hantaman air, dan hanyut. Beruntung Dayan dan keluarganya sudah lebih dahulu mengungsi. “Suara air itu mengerikan, bergemuruh. Rumah saya yang berada di pinggir sungai dibawanya. Hanyut,” sebut Dayan yang kini terpaksa hidup di tenda pengungsian.

Sebelum menghantam Nagari Anduring, air bah terlebih dahulu menyapu pemandian Mega Mendung di pinggir jalan Padang - Bukittinggi. Dari berbagai video yang beredar di media sosial, pemandian yang selalu ramai jika libur sekolah itu rusak berat. Beberapa bangunan rubuh.

Kolam-kolam pemandian yang biasanya berair jernih, berubah jadi coklat pekat. Banjir bandang juga menyapu kawasan Batang Anai, hingga ke jalan raya. Walau tidak terlalu besar, namun lumpur yang terbawa menutupi lantai-lantai warung dan rumah makan yang ada di sana.

“Air besar datang tiba-tiba. Beruntung tidak ada orang yang dihanyutkan,” papar warga di sekitar Mega Mendung.

Tidak hanya menyapu rumah, musala dan areal pertanian, banjir bandang juga ikut menghanyutkan hewan ternak. Adalah Suli, warga Anduring yang kehilangan lima ekor sapi dan kerbaunya.

“Saya benar-benar tidak menduga air sungai bisa sebesar itu. Sudah 65 tahun umur saya, baru kali ini air yang begitu besar, sehingga mengahanyutkan kerbau dan sapi saya," ucapnya.

Sama halnya dengan Eti yang mengalami kerugian akibat padinya yang siap panen, habis dihanyutkan air sungai. Meski demikian, Eti sabar. Apa yang dialaminya tidak seberapa dibandingkan warga yang kehilangan rumah.

“Saya masih bersyukur, sementara warga yang lain juga mengalami hal yang sama, bahkan lebih besar lagi kerugiannya dari pada saya," tambahnya.

Menurut Yasrum Ajis, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, ada enam rumah dan musala yang hanyut diterjang banjir. Ia juga menuturkan, akibat banjir bandang, kerugian mencapai miliaran rupiah. "Diperkirakan kerugian mencapai miliaran," tukasnya.

Beberapa warga terdampak banjir bandang adalah Sison (50), Dayang (40), Siin (30), Mustapa (40), Mak Ani (60) dan Piek Ami (61). “Untuk sementara korban diungsikan. BPBD telah mengirimkan delapan tenda untuk evakuasi. Jika ada permintaan tenda lagi kami sudah siapkan untuk penambahan," ujar Yasrum.

Tenda digunakan sebagai tempat evakuasi untuk warga yang rumahnya masih terendam air, atau rusak dan hanyut oleh banjir bandang. Selain tendam BPBD juga mengirimkan logistik makanan. "Sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat banjir bandang tersebut. Hanya ada beberapa ekor hewan ternak yang hanyut," ujarnya.

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho akan membantu pemerintah daerah dalam mengevakuasi korban banjir. Anggota kepolisian dan mobil untuk evakuasi warga dikirim ke lokasi bencana.

"Banjir tersebut terjadi di wilayah hukum saya, juga merupakan tanggung jawab saya untuk membantu masyarakat yang tertimpa musibah tersebut," tambahnya.

Normalisasi Sungai

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Selasa siang turun ke lokasi bencana dan memastikan seluruh korban banjir bandang mendapatkan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Untuk besaran bantuan, pihak BPBD akan melakukan penghitungan terlebih dahulu. "Semua rumah yang hanyut akan diganti Baznas kabupaten, dan mungkin akan ada bantuan Baznas dari provinsi," ujar Nasrul.

Selain itu, Wagub Nasrul Abit juga memerintahkan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Balai Wilayah Sungai Sumatera V untuk segera melakukan normalisasi dan pelurusan arah aliran sungai untuk menghindari bencana banjir terulang.

“Langkah ini juga dilakukan untuk mengamankan sejumlah rumah warga yang hingga kini masih berdiri,” paparnya.

Wakil Bupati Suhatri Bur meminta masyarakat yang terkena bencana agar sabar. “Mudah-mudah besok Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni dan Gubernur Irwan Prayitno juga akan berkunjung melihat secara langsung kondisi negeri kita,” paparnya.

Plt Camat Kayu Tanam, Muliyardi mengatakan, sebagian warga yang rumahnya terimbas banjir bandang enggan kembali ke rumahnya karena khawatir akan ada banjir bandang susulan. Apalagi cuaca mendung masih menyelimuti sebagian wilayah Sumbar hingga Selasa (7/8) sore. "Juga ada tiga rumah yang letaknya di bibir sungai terancam hanyut. Ada juga 13 unit rumah yang sudah tidak nyaman dan kurang aman," kata Muliyardi.(h/mg-rul)