PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengembangkan pangan lokal berbasis sagu lantaran menyadari bahwa Riau bukan merupakan daerah penghasil maupun produksi pangan pokok seperti beras. Oleh karena itu, sagu dapat dikatakan sebagai pangan strategis sebagai pengganti pangan pokok di Bumi Melayu ini.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah mengatakan, bahwa sagu dengan segala keunggulannya memiliki daya saing yang sangat bagus, baik dari segi kesehatan, dengan nilai karbohidrat yang tinggi dan menghasilkan energi yang setara dengan beras.

"Jika dibandingkan dengan produksi padi, satu hektare sagu dapat menghasilkan pati 20-40 ton per hektare, sedangkan gabah rata-rata tujuh ton gabah per hektare," kata Darmansyah di Pekanbaru, Rabu (8/8/2018).

Sementara, lanjut Darmansyah, produksi beras Riau hanya dapat mencukupi kebutuhan konsumsi 37,62 persen konsumsi penduduk, dan sisanya didatangkan dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara, Lampung, Palembang serta dari daerah Jawa.

"Dengan kondisi tersebut, artinya satu pohon batang sagu dapat memenuhi kebutuhan konsumsi untuk satu orang dewasa selama satu tahun. Dari sini saja sudah terbentuk bekal ketahanan pangan masyarakat Riau melalui sagu," tuturnya.

Untuk diketahui, perkebunan sagu banyak terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas areal mencapai 11.700 hektare milik perusahaan dan 60.562 hektare milik rakyat.  Hasil produksi tepung sagu di Riau tahun 2017 sendiri mencapai 300.755 ton. Sagu unggulan Riau ini sendiri bisa menjadi beragam olahan makanan yang lezat dan bergizi. ***