JAKARTA - Seorang lelaki berusia 55 tahun terbunuh saat menonton sabung ayam. Ia meregang nyawa setelah sebuah pisau tajam yang diikatkan ke salah satu ayam jantan menghujam perutnya.

Cedera fatal itu dilaporkan terjadi ketika salah satu penyelenggara memegang hewan itu di tangannya, menunggu untuk melepaskannya ke arena untuk bertarung.

Ayam aduan itu tiba-tiba berontak dari genggaman, berusaha lepas. Bilh pisau yang dikatakan di kakinya, secara fatal menusuk perut Saripalli Venkateswara Rao yang berdiri di dekatnya dan menimbulkan luka yang dalam.

"Penyelenggara sabung ayam mengikat pisau tajam ke kaki ayam," kata polisi dalam lansiran mail online yang dikutip GoNews.co di Jakarta, Sabtu (18/1/2020)

Peristiwa itu terjadi di desa Pragadavaram di Godavari Barat, di negara bagian Andhra Pradesh, India.

Sepuluh orang dilaporkan mengalami luka-luka di desa Kavvagunta di Distrik Godavari Barat, dan dua orang di desa Chintam Palli, dalam insiden serupa.

Mahkamah Agung sebenarnya sudah melarang praktik sambung ayam dengan Undang-Undang Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan tahun 1960. Tapi larangan itu ditentang di beberapa daerah di Godavari Timur dan Barat, sebagai bagian dari perayaan untuk Makar Sankranti, hari festival di kalender Hindu, yang didedikasikan untuk Dewa Surya.

Makar Sankranti dirayakan tahun ini pada hari Rabu, 15 Januari.

Di pantai pedesaan Andhra Pradesh, sambung ayam sangat populer saat festival Sankranti, dan melibatkan uang taruhan yang besar. Di sini, ayam adu dibesarkan dengan biaya yang luar biasa tinggi untuk menguatkan mereka dalam kontes do-or-die.

Protein dan makanan kaya nutrisi seperti kacang almond dan kacang mede selain daging kambing cincang dan steroid pemompa otot dan antibiotik diberikan selama sekitar satu tahun atau bahkan lebih lama.

Sabung ayam menerapkan sistem KO-sampai salah satu ayam terluka parah atau mati.***