JAKARTA - Satu lagi pasien miskin asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, harus mengalami nasib kurang beruntung saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.

Pasien atas nama Selfince Boboy, istri dari Dominggus Lima yang pekerjaan sehari-hari sebagai seorang sopir truk di Kupang, sudah 5 hari ini berada di rumah sakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Suami selfince kesulitan mencari bantuan untuk biaya pengobatan istri yang terkena serangan jantung.

"Istri saya datang ke sini untuk kunjung anak di Tangerang. Tiba-tiba ada kejadian begini, kami bawa ke rumah sakit dan dirujuk ke sini (RS Harapan Kita ). Kami tidak persiapan apa-apa, sehingga di sini disuruh bayar pribadi, " ujar Dominggus, Kamis (12/10/2017) di Jakarta.

Selvince yang terkena serangan jantung, masuk melalui ICU RS Harapan Kita. Karena kesulitan biaya, pihak rumah sakit memberi kesempatan 3 hari kepada keluarga untuk mengurus BPJS di Kupang agar bisa ditanggung BPJS. Namun setelah mendapatkan nomor kartu BPJS yang dilengkapi surat keterangan miskin dari Dinas Sosial Kota Kupang, pihak BPJS tetap tidak bisa menanggung biaya rumah sakit.

"Kami disuruh urus BPJS. Sekarang sudah ada nomor kartu, tapi katanya tidak aktif. Pihak BPJS Kupang minta kami urus surat keterangan miskin. Sudah urus tapi tetap tidak bisa, " ujar Dominggus.

Kesulitan biaya, Dominggus meminta dokter untuk tidak melakukan tindakan besar yang makin menyulitkan.

"Dokternya sangat baik, merawat istri saya dengan baik. Saya minta supaya jangan dulu pemasangan cincin. Dokternya mau membantu," lanjut Dominggus.

Direktur Utama BPJS Fahmi Idris yang dihubungi pada Rabu kemarin, mengaku akan meminta kepala cabang BPJS Kupang untuk membantu keluarga Selfince. Namun hingga Kamis pagi, pihak BPJS belum juga menghubungi kelurga untuk memberi solusi.

"Saya minta kepala cabang menghubungi pak, akan kita optimal sesuai ketentuan, "ujar Fahmi Idris yang mengirim pesan melalui WhatsApp.

Sebelum ke Jakarta, Dominggus bersama istrinya sebetulnya sudah mengurus kartu BPJS. Namun uang yang dititipkan melalui seorang perawat di Kupang, kesulitan melakukan pembyararan.

"Kami sudah kasih uang untuk bayar BPJS dari 2 bulan lalu. Tapi ibu perawat yang bantu bayar itu katanya sistem online selalu error. Mau bagimana lagi, " ungkap Dominggus.

Hingga Rabu kemarin, pihak rumah sakit menyampaikan kepada keluarga, biaya yang harus dibayar sudah mencapai Rp 19 juta lebih. Biaya tersebut akan terus bertambah seiring masih dirawatnya Selfince Boboy. Keluarga berharap pemerintah memberi solusi atas kesulitan biaya yang sedang dihadapi Selfince.

"Pak Jokowi, tolong bantu kami pak. Kartu Sehat dari Bapak Jokowi harusnya bisa kami pake pak, " kata Dominggus.***