PEKANBARU - Berbagai cara dan usaha dilakukan untuk mengatasi kebakaran di lahan gambut yang kerap kali terjadi khususnya di wilayah Riau yang notabene wilayahnya merupakan kawasan gambut.

Bahkan kebakaran lahan gambut sudah menjadi musim tambahan di wilayah Riau. Dimana hampir setiap musim kemarau di wilayah Riau akan dilanda bencana asap karena kebakaran lahan gambut. Tidak hanya menimbulkan asap kebakaran lahan juga dapat merusak ekosistem gambut yang dampaknya sangat besar bagi ekosistem lainnya.

Setelah dilakukan kajian dan penelitian, salah satu faktor yang menjadi penyebab terbakarnya lahan gambut 99% disebabkan kelalaian manusia yang membuka lahan dengan cara membakar. Hal ini dilakukan masyarakat karena dengan cara membakar lahan akan mengurangi biaya untuk membuka lahan.

Untuk menghilangkan paradigma tersebut dari masyarakat Riau khususnya. Badan Restorasi Gambut (BRG) berupaya dengan cara melakukan edukasi kepada masyarakat dengan cara membuat Desa Peduli Gambut.

Sejauh ini sudah ada 21 desa yang tersebar di lima kabupaten kota yang dibina sebagai Desa Peduli Gambut.

Untuk mengembangkan Desa Peduli Gambut, BRG bekerja sama dengan PT.Chevron Indonesia untuk edukasi restorasi gambut ini. Hal itu ditandai dengan adanya penandatanganan MOU antara BRG dengan PT.Chevron Indonesia yang dilakukan di Hotel Novotel, Kamis (11/7/2019) siang.

"Nota Kesepahaman ini merupakan wujud sinergi pemerintah dan perusahaan dalam upaya edukasi dan pendampingan masyarakat desa yang berada di area target restorasi gambut, dengan mendasarkan pada skema program Desa Peduli Gambut," ujar Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A Safitri.

Myrna menuturkan, kedua belah pihak, BRG dan PT.Chevron Indonesia akan bersinergi untuk mewujudkan restorasi ekosistem gambut di Riau hingga rentang waktu 31 Desember 2020 mendatang.

"Kabupaten yang akan menggagas Desa Peduli Gambut tersbeut, yakni Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar," terang Myrna.

Program ini akan dilaksanakan melalui skema pendanaan dari APBN, kerjasama dengan LSM dan pihak swasta. Sejauh ini sudah terdapat 363 desa/kelurahan yang didampingi di 7 provinsi prioritas restorasi gambut.

"Kami menyadari bahwa restorasi gambut, khususnya penyiapan dan penguatan masyarakat memerlukan sinergitas semua pihak. BRG terbuka dengan kerjasama yang efektif dan berdampak langsung pada masyarakat," lanjutnya.

Terpisah, Sekretaris Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Riau, Ervin Rizaldi menyatakan kesiapan pihaknya mendukung kerjasama antara BRG dengan PT.Chevron Indonesia dalam upaya restorasi gambut di Riau.

"Kerjasama ini membuktikan, bahwa pihak pemerintah dan pihak swasta memiliki kepedulian yang sama besarnya terhadap kelestarian ekosistem gambut dan juga keberlangsungan hidup masarakat Riau," sebutnya.***