PEKANBARU - Yulianti, seorang ibu rumah tangga (IRT) yang melakoni Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terbilang cukup sukses membangkitkan usaha kemasan ikan sarden di tengah pendemi Covid-19. 

Yulianti yang kerab disapa Yuli, mulai merintis usaha ikan sarden sejak 5 Oktober 2019 lalu. Ia memilih nama produknya yaitu, Mommy Sarden AS2. Memiliki dua rasa yakni, rasa original dan rasa pedas. 

Awal merintis usaha, ibu muda ini, cukup kesulitan mencari pasar, dikarenakan ikan sarden yang ia produksi belum dikenal di tengah masyarakat. Ditambah lagi, memasuki tahun 2020 coronavirus disease mulai menjadi pandemi. 

Namun, kondisi itu tidak menyurutkan Yuli untuk mengembangkan usahanya, ia malah lebih gigih untuk memasarkan ikan sarden produknya hingga menjadi berkembang sampai saat ini. 

Yuli Ibu yang memiliki 3 orang anak itu, menitipkan produknya di berbagai tempat perbelanjaan, mulai dari pasar swalayan besar, hingga gerai oleh-oleh di kota Pekanbaru. Kemudian, pemasaran juga ia lakukan melalui jaringan media sosial.

Harga yang ia tawarkan Rp30. 000 (rasa original) dan Rp35.000 (rasa pedas). Penghasilan yang ia dapatkan bisa meraup keuntungan 5 juta rupiah hingga 10 juta rupiah perbulan. 

Yuli masih bisa bersyukur, di masa pandemi ini ia bisa memperoleh penghasilan berkat penjualan ikan sarden yang ia kelola. Apalagi ketika hasil pekerjaan dari suaminya yang merupakan pegawai swasta, menurun akibat terdampak Covid-19. 

"Alhamdulillah hasil penjualan ikan sarden ini bisa membantu biaya pendidikan 3 anak saya," kata Yuli, Selasa (20/10/2020) di Pekanbaru. 

Ikan sarden produksi rumah tangga yang dikelola Yuli, berbahan dasar ikan laut yakni ikan sarau, rasa dagingnya segar, khas rasa ikan laut, tanpa memakai bahan pengawet. Meski demikan, sarden ini bisa bertahan selama 3 bulan, apabila disimpan di dalam kulkas dengan suhu 18 derajat celsius. 

Yuli menjelaskan, setiap bulan ia biasa membeli 150 kg ikan serai di pasar tradisional untuk diolah menjadi ikan sarden dalam bentuk kemasan. Dari jumlah tersebut, ia bisa memperoleh hasil sebanyak 300 hingga 500 bungkus. 

Proses pengolahannya, Yuli meracik ikan sarau itu dengan berbagai campuran resep bumbu, yakni, tomat, bawang merah, bawang putih, garam, dan bumbu lainya. Setelah itu, dikemas dalam pelastik ukuran 425 gram. Sejak ia memulai usahanya hingga bulan Agustus 2020, sarden yang ia jual sudah lebih dari 10.000 bungkus. 

"Produk Mommy Sarden AS2 sudah ada izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Saat ini sedang mengurus sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia," ujar Yuli. 

Dalam strategi pemasaran produknya, Yuli sangat berharap kepada pemerintah agar bisa memfasilitasi atau memberikan dukungan. Menanggapi hal ini Gubernur Riau, H Syamsuar, Selasa (20/10/2020) mengatakan, di Riau sudah banyak menghasilkan produk berkualitas dan bisa untuk dipasarkan ditingkat nasional.

"Untuk itu kita akan upayakan bisa dibantu dengan maksimal untuk memfasilitasi pemasaran tersebut juga bisa dari berbagai cara yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Pemprov Riau pada UMKM di Riau. Salah satunya masuk pemasaran melalui sistim online jualBuy yang merupakan e-commerce buatan asli anak jati Riau dan sudah berskala nasional," ungkap Syamsuar. ***