SELATPANJANG - Komunitas Azimat Melayu Pesisir (AMP) menerima satu set alat musik Joged Sonde dari Bank Riau Kepri (BRK) Cabang Selatpanjang. Penyerahan secara langsung dari Kepala BRK Cabang Selatpanjang, Ridwan kepada koordinator AMP, Rio Nugraha dan kawan-kawan Seperti Heru Sandra dan Rudi Kodon, Rabu (25/8/2021).

Bantuan yang diserahkan itu dalam rangka menjaga kelestarian tradisi yang berlaku di tengah masyarakat Suku Akit. Acara serah terima bantuan alat kesenian dan budaya ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dan dukungan BRK dalam kegiatan kebudayaan dan kesenian masyarakat. Selain itu, bidang lainnya yang juga sudah berjalan seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BRK Cabang Selatpanjang, Ridwan menuturkan, kalau bantuan yang mereka berikan berasal dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) BRK yang memang setiap tahun diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti.

Katanya lagi, melalui laba yang didapatkan mereka memberi bantuan melalui CSR tetap bersentuhan langsung dengan masyarakat, seperti satu set alat musik Joged Sonde ini.

"Melalui CSR, sudah beberapa kegiatan kami berikan setiap tahunnya. Intinya dari laba yang didapatkan, sebagai salah satu bank milik pemerintah daerah kami keluarkan deviden, salah satunya inilah dalam bentuk CSR. BRK hanya menyalurkan dan merealisasikan saja yang punya tetap pemerintah daerah," kata Ridwan.

Kali ini, BRK untuk mendukung kemajuan seni budaya. Pengakuannya bantuan tersebut memang perjalanan waktu yang panjang sehingga bantuan dapat terealisasi pada pada hari ini.

"Bantuan ini diberikan ini juga bentuk apresiasi kami dalam melestarikan adat dan budaya di Tanah Melayu, apalagi ini masuk sebagai salah satu warisan budaya," kata Ridwan.

Sementara itu koordinator Komunitas Azimat Melayu Pesisir, Rio Nugraha mengatakan bantuan perlengkapan alat musik seni dan budaya ini diharapkan dapat memperkuat dan melestarikan nilai budaya dan kearifan lokal yang ada di masyarakat. Sehingga tradisi ini bisa terus ada dan menjadi identitas masyarakat setempat.

Dikatakan, bantuan yang disalurkan itu merupakan bentuk pelestarian tarian yang telah meraih gelar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari kementerian. Jika tidak dilestarikan, maka gelar itu terancam akan dicabut kembali.

"Alhamdulillah bantuan alat untuk Joged Sonde yang telah kami perjuangkan sudah terealisasikan. Tarian ini sudah mendapatkan WBTB, jika tidak dilestarikan, maka gelar itu terancam akan dicabut kembali. Untuk itu, ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kami memandang perlu adanya pelestarian ini," kata Rio.

Diungkapkan, selama ini para penggiat seni Joged Sonde tidak teperhatikan, dimana alat yang mereka gunakan sering rusak dan ketika ada pergelaran, tidak jarang mereka harus meminjam kesana-kemari.

"Gelar WBTB di Kepulauan Meranti hanya satu yakni Joged Sonde, rasanya tak mungkin jika kita tidak melestarikannya dan inilah salah satu bentuk kepedulian kita bersama," ungkapnya.

Ditambahkan, kedepannya pihaknya juga akan kembali mengusulkan bantuan yang sama untuk tarian budaya yang sudah hampir punah.

"Kedepannya kita usulkan juga untuk tarian lainnya yang saat ini sudah hampir punah seperti tarian Gendong, tarian Kancil dan lainnya, mudah-mudahan Pemkab Kepulauan Meranti mendukung hal ini. Untuk itu rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil yang telah mensupport hal ini," pungkasnya.

Adapun bantuan yang diberikan senilai Rp20 juta untuk pembelian alat berupa Akordion, Gong, Biola, Bebano dan baju penari.***