PANGKALAN KERINCI - Komitmen yang tinggi terhadap dunia pendidikan merupakan implementasi dari filosofi 5C, yakni Good for Community, Good for Country, Good for Climate, Good for Customer, dan Good for Company. Filosofi tersebut dimiliki oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan anak perusahaan dari Asia Pacific Resources Internastional Holdings (APRIL) Group yang terus diperjuangkan dan realisasikan oleh perusahaan dan para karyawannya. Komitmen inilah yang menjadi pegangan dalam setiap apa yang akan dilakukan perusahaan.

Melalui dua yayasan pendidikan, yakni Yayasan Kerinci Cinta Kasih (YKCK) dan Yayasan Mutiara Harapan Wiratama (YMHW), RAPP membangun pendidikan dengan arah yang jelas dan serius. YKCK membawahi beberapa sekolah dengan berbagai tingkatan, yaitu Sekolah Global Andalan dan Taruna Andalan, termasuk di wilayah kerja (estate) Hutan Tanaman Industri (HTI) di beberapa daerah, yakni di Pangkalan Kerinci, Ukui, Baserah, Logas, dan Cerenti. Dua sekolah SD di estate, yakni Estate Ukui dan Baserah merupakan sekolah Adiwiyata provinsi menuju nasional. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang diwajibkan menerapkan nilai-nilai lingkungan hidup. Lima sekolah tersebut memiliki kurikulum yang sama dengan menggunakan diktat dari yayasan yang sudah disesuaikan dengan persyaratan sebagai sekolah Adiwiyata.

“Untuk kurikulum sekolah, Sekolah Global Andalan dan Taruna Andalan, memakai kurikulum nasional. Khusus untuk SMA Taruna Andalan malah dikembangkan pendidikan model vocational, yakni mempersiapkan peserta didik dengan skill yang menyesuaikan dengan kebutuhan kerja,” tutur Manajer Yayasan Jansen Yudianto.

Untuk Sekolah Global Andalan, pihak yayasan telah membuat konsep “belajar untuk memimpin” yang mengarahkan peserta didik untuk belajar dan mempraktikkan prestasi, leadership (kepemimpinan), memiliki wawasan secara global, termasuk wawasan lingkungan.

“SMA Taruna Andalan menjadi satu-satunya SMA di Riau yang menerapkan model ini dan telah mendapat rekomendasi dari kepala Dinas pendidikan Provinsi Riau dengan no 420/DPK/2.1/2019/3186,” ujar Jansen.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/24072019/foto2jpg-8233.jpgSuasana sekolah di SD Mutiara Harapan di Komplek PT RAPP, Pangkalan Kerinci.

Khusus YMHW hanya membawahi Sekolah Mutiara Harapan, mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, dan SMA. Sebagai sekolah yang bekerjasama dengan Cambridge (Inggris), untuk SMP dan SMA kurikulumnya adalah perpaduan dari kurikulum nasional dan Cambridge. Untuk PAUD hingga SD menggunakan perpaduan kurikulum nasional dan International Baccalaureate (IB). Dengan status sekolah kerjasama internasional ini, untuk ujian kelas Cambridge misalnya, seluruh soal dikirim dari Inggris, setelah ujian seluruh jawaban dikirim ke Inggris, dan Cambridge juga yang mengeluarkan nilai dan sertifikat.

Dijelaskan oleh Jansen, di semua sekolah yang berada di dua yayasan yang dipimpinnya, selalu yang diutamakan adalah membuat strategi terbaik yang sesuai dengan core values yang diluncurkan dalam rangka 50 tahun RGE, yakni Complemently Team, Ownership, People, Integrity, Customer, dan Continuous Improvement. Nilai-nilai tersebut mengutamakan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, inovasi yang terus-menerus, rasa memiliki dengan integritas yang tinggi, juga performance yang menyeluruh baik bagi siswa, guru, maupun sekolah. Nilai-nilai tersebut terus dikembangkan dengan target meningkatkan kualitas secara terus-menerus dan menyeluruh

Dibangun dari sistem yang baik, kuat, penuh dengan nilai-nilai dan integritas yang tinggi, mengantarkan SMA Mutiara Harapan meraih peringkat pertama se Provinsi Riau untuk nilai rata-rata jurusan IPA dan IPS dalam ujian nasional (UN) 2019. Untuk IPA, meraih nilai rata-rata tertinggi, yakni 81.80. Sedangkan di IPS meraih nilai rata-rata 78.82 Tidak hanya itu, SMA Mutiara Harapan juga masuk 100 besar nilai rata-rata tertinggi nasional, yakni peringkat 67, dan menjadi satu-satunya sekolah di Riau yang masuk dalam 100 besar.

Tidak hanya membangun diri di internal, tanggung jawab sosial (social responsibility) juga menjadi hal yang diutamakan dalam membangun pendidikan ini. Salah satunya adalah membantu sekolah negeri dalam meningkatkan akreditasi, meningkatkan kemampuan baca dan hitung bagi sekolah di tingkat dasar, yang langsung bekerja sama dengan Community Developement RAPP.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/24072019/foto3jpg-8232.jpgSiswa SMA Mutiara Harapan sedang belajar di Laboratorium sekolah. PT RAPP saat ini telah memberikan berbagai fasilitas pendidikan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di Komplek perusahaan.

SMA Mutiara Harapan hingga kini masih mengembangkan community service-nya yang dijalin dengan sekolah mitra, yakni SMA Negeri 2 Pangkalan Kerinci. Salah satunya program yang akan dilaksanakan di tahun ini adalah membantu mengembangkan perpustakaan, juga kegiatan-kegiatan siswa lainnya di bidang kesiswaan. Selain itu juga, sejak tahun 2008, Sekolah Mutiara Harapan ikut membantu pengembangan Sekolah Luar Biasa (SLB) Pangkalan Kerinci dalam bidang membatik dan disain grafis.

“Nilai-nilai pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi yang dikembang oleh perusahaan menjadi landasan kami dalam membangun sekolah-sekolah yang ada di bawah RAPP ini,” kata Jansen lagi.

Hingga menjadi sekolah yang memiliki prestasi seperti sekarang, tidak mudah membangunnya. Seperti diakui Jansen, ketika didirikan tahun 2003, Sekolah Mutiara Harapan belum memiliki bentuk. Bahkan nyaris ditutup pada tahun 2005. Namun pelan-pelan, melalui studi dan belajar dari banyak pengalaman, apa yang diinginkan terlihat.

Membangun Karakter yang Kuat

Kepala SMA Mutiara Harapan, Lei Suang (48 tahun), menceritakan, yang diutamakan dan ditekankan dalam pendidikan di sekolahnya adalah character building, yakni membangun karakter peserta didik di semua jenjang. Mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA. Sebagai sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) yang mendapat izin langsung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dengan lembaga pendidikan internasional, yakni International Baccalureate (IB) untuk SD dan Cambridge untuk SMP dan SMA, pembangunan karakter siswa memang diutamakan.

“Pembangunan karakter inilah yang menjadi dasar, karena jika karakternya bagus pasti studinya akan bagus,” jelas Lie Suang.

Penekanan pendidikan karakter ini, kata Lei Suang, adalah melatih peserta didik pada tanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Mereka dididik untuk memiliki target pribadi dalam studinya, termasuk memilih mata pelajaran yang diinginkannya dan kemudian mendalaminya. Mereka tidak disuruh untuk memilih apa yang diinginkan guru, tetapi apa yang mereka inginkan sendiri sesuai passion-nya dan kemudian bertanggung jawab atas pilihannya itu. Mereka diajarkan untuk membangun motivasi dari dalam diri sendiri.

Selain itu, metode Cambridge yang memang menekankan pendidikan karakter ini, mengajarkan peserta didik untuk memiliki integritas (kejujuran), punya karakter pribadi (personality), dan bisa membangun jejaring yang baik dalam sebuah tim kerja (network dan teamwork). Pemahaman konsep lebih diutamakan daripada sekedar menghafal, sehingga dalam soal ujian tersebut disertakan lembar rumus dan boleh memakai kalkulator Pembangunan karakter ini dimulai dari TK hingga SMA sehingga terjadi tahap yang terus-menerus yang membuat hal itu akhirnya tertanam dalam diri masing-masing peserta didik.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/24072019/foto4jpg-8231.jpgSekolah Mutiara Harapan yang terletak di Kompleks PT RAPP merupakan sekolah berstandar Internasional International Baccalaureate (IB).

SMA Mutiara Andalan adalah satu-satunya sekolah jenjang SMA berstatus SPK di Riau yang bukan sekolah nasional. Status SPK ini tetap mewajibkan mata pelajaran nasional seperti Agama, Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (PPKN), dan Bahasa Indonesia. Sedangkan siswa dari negara asing wajib belajar Bahasa Indonesia, dan Indonesian Study (tentang kebudayaan dan sejarah Indonesia). Status SPK ini juga membuat sekolah boleh memakai guru asing.

Meski sekolah milik perusahaan dan mengutamakan anak-anak pegawai perusahaan yang bekerja di sana, tetapi sekolah ini juga menerima siswa dari sekolah negeri atau swasta di luar perusahaan. Hanya saja, standar yang dipakai dalam tes masuk adalah penguasaan bahasa Inggris. Ini sudah menjadi hal yang jamak di SMA Mutiara Harapan. Bahasa Inggris adalah bahasa pengantar. Siswa yang sejak PAUD/TK, SD dan SMP sekolah di YMHW tak akan kesulitan karena di seluruh jenjang tersebut bahasa pengantarnya adalah bahasa Inggris. Menurut Lei Suang, itu adalah standar sebagai sekolah SPK Internasional, karena di sekolah ini, di berbagai jenjang, banyak siswa asing. Setidaknya ada siswa dari 12 negara yang belajar. Seperti dari Finlandia, Kanada, Afrika Selatan (Afsel), Swedia, Brazil, Cili, India, Philipina, dan sebagainya.

Dalam hal bahasa Inggris ini, karena kemampuan siswa tak merata, mereka dibagi dalam dua kelas, intermediate dan advanced. Mereka yang kemampuannya agak di bawah, disatukan. Begitu juga dengan yang kemampuannya lebih baik, juga disatukan dalam satu kelas. Ini dilakukan agar di semua kelas terjadi kesetaraan sehingga tidak ada siswa yang merasa inferior atau superior di masing-masing kelas. Biasanya, siswa yang masuk dari sekolah nasional, diberi pelajaran tambahan jika dibutuhkan. Ini dilakukan agar dalam pergaulan sehari-hari di sekolah nanti ada atmosfir yang sama.

“Tidak ada perbedaan antara siswa Indonesia dengan siswa dari negara asing di sekolah ini. Baik perbedaan agama, bahasa, kultur, dan yang lainnya. Semua bercampur dan saling berinteraksi. Kami di sini menggunakan model kelas moving, seperti saat kuliah, bukan kelas grouping. Siswa memilih sendiri mata pelajaran apa yang cocok bagi mereka di setiap semester,” jelas Lei Suang.

Bangga Menjadi Bagian Mutiara Harapan

Salah seorang orangtua siswa, Ian Michael Wevell, mengaku sistem pendidikan yang terapkan di YMHW yang membawahi semua level Sekolah Mutiara Harapan sudah berstandar internasional. Katanya, dengan memiliki Cambridge Advanced (A) Level, siswa lulusan SMA Mutiara Harapan bisa masuk ke perguruan tinggi mana pun di seluruh dunia. Lelaki asal Pretoria, Afsel, yang bekerja sebagai Fire Coordinator Emergency Support RAPP ini menjelaskan, di awal-awal anak dia agak kesulitan beradaptasi. Ini hal yang biasa karena harus berhubungan dengan teman-teman baru yang berbeda kultur maupun bahasa. Tapi semua guru memberikan support integration agar anaknya bisa beradaptasi dengan baik.

“Tidak ada kendala berarti bagi siswa asing di sekolah ini. Standar kurikulum, pembelajaran, maupun sistemnya sudah standar internasional,” jelas Ian Wevell.

Kebanggaan juga dirasakan oleh Hagan Hototo Barus. Siswa jurusan IPA kelas XII ini adalah peserta Program Pertukaran Pelajar 2018-2019. Di tinggal setahun di Canby, Oregon, AS. Dia berada di sana dari Agustus 2018 hingga Juni 2019. Menurutnya, sistem belajar yang didapatkan di SMA Mutiara Harapan membuat dia bisa lolos dalam program yang diikuti lebih 1000 siswa dari seluruh Indonesia itu. Menurutnya, character building dan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolahnya membuatnya bisa mengikuti semua tahap seleksi, baik tertulis maupun wawancara, hingga akhirnya lolos. Dalam program ini, dari Riau dia lolos bersama Vina Gustina dari MAN 2 Model Pekanbaru.

“Di Amerika, semua yang diajarkan di SMA Mutiara Harapan bisa diaplikasikan di sana. Saya harus tinggal di tengah-tengah masyarakat liberal yang bebas sekali, tetapi harus tetap menjadi orang Indonesia. Misalnya bagaimana menjadi diri sendiri, hidup mandiri, percaya diri, berpikir terbuka terhadap semua kultur dan keyakinan, dan banyak hal lain yang bekalnya saya dapat dari sekolah,” kata Hagan.

Hagan berharap model pendidikan yang diterapkan di Yayasan Mutiara Harapan Wiratama, termasuk di SMA, juga menjadi role model yang bisa dikembangkan di sekolah lain. “Kami bangga menjadi bagian dari SMA Mutiara Harapan,” tutup Hagan. (adv)