JAKARTA - Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menduga, manuver Mayjend (purn.) TNI Kivlan Zein di-last minutes Pemilu 2019 bersama gerakan massa aksi menolak Pemilu curang, sebagai upaya menggoda Capres 02 Parbowo Subianto dengan kenangan Pam Swakarsa.

"Munculnya Kivlan Zein sekarang saya kira untuk mendapatkan perhatian Pak Prabowo untuk kembali membuat bisnis massa demonstrasi. Kivlan enggak peduli dengan berapa besar jatuh korban," kata Andi kepada wartawan, Kamis (09/05/2019).

Andi mengungkapkan, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu adalah komandan bisnis Pam Swakarsa (Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa) era 1998 silam.

"Pam Swakarsa telah membawa korban rakyat cukup banyak, di mana massa pro demokrasi diadu dengan Pam Swakarsa. Rakyat puluhan tewas, Pak Kivlan mendapat untung dari bisnisnya," ungkap Andi.

Nama Kivlan Zein memang mendadak kembali santer di tengah proses rekapitulasi suara Pilpres 2019 dimana Prabowo menjadi Capres penantang petahana, Joko Widodo. Kivlan tampak sebagai elit di tengah massa aksi pendukung Prabowo di Bawaslu RI pada Kamis (09/05/2019).

Padahal sebelumnya, Kivlan sempat menunjukkan dirinya lebih tertarik mendukung Gatot Nurmantyo sebagai Capres 2019, ketimbang mendukung Prabowo karena modal sosial dan ekonomi Prabowo yang diyakininya kian susut.

"Makanya, saya nggak dukung Prabowo lagi, karena Prabowo yaa perkiraan saya kalah lah dari segi jaringan (dengan Jokowi maupun Gatot, red). Percuma dong dia (Prabowo, red) mencalonkan diri untuk kemudian kalah! Malu, toh?" kata Kivlan kepada wartawan, 12 April 2018 lalu.

Di pertarungan Pilpres 2019 kali ini, Prabowo memang tegas menyatakan tak akan diam jika berhadapan dengan kecurangan Pemilu. Seperti ditulis The Strait Times dalam berita berjudul 'Indonesian presidential hopeful Prabowo Subianto calls for data irregularities to be corrected'.

"Kali ini, saya tidak akan menerima hasil kecurangan. Pada 2014, saya sebenarnya tidak menerima (hasilnya) dalam hati. Tapi demi kebaikan negara, saya menerimanya. Saya datang ke pelantikan, saya memberi selamat (ke Jokowi). Tapi kali ini pelanggarannya terlalu banyak. Jadi ini tidak mungkin. Saya tidak akan menerima pemilu yang curang," tegas Prabowo.

Meski kuat tekad Prabowo melawan kecurangan dalam Pemilu 2019, mantan Danjen Kopassus itu juga menyatakan tak akan mengarahkan pendukungnya untuk berdemonstrasi atau menggelar aksi yang belakangan ramai didengungkan dengan sebutan 'people power'.

"Saya tidak akan menyerukan rakyat untuk turun ke jalan, tapi saya yakin mereka akan melakukannya. Karena jika Anda melihat sejarah, rakyat Indonesia bukan kambing. Mereka tidak akan hanya menerima begitu saja," kata Prabowo.

Jadi, siapa yang akan membayar 'jualan massa' demonstarsi seperti yang diinsinuasi Andi?

Sebelumnya, dalam berita berjudul 'Bubarkan FPI?' yang merupakan seri berita 'Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election', soal Pam Swakarsa juga sempat disinggung.***