PEKANBARU - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Riau, Syafaruddin Poti angkat bicara terkait rencana partainya yang akan berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di beberapa daerah di Riau.

Anggota DPRD Riau ini mengatakan, perpolitikan di Pilkada Riau khususnya dari partai PDIP masih sangat dinamis, sehingga belum ada satupun Paslon yang mendapat kepastian dari PDIP.

"Tunggu aja pengumumannya, koalisi di Riau ini sangat dinamis, bisa saja PDIP koalisi dengan PPP, bisa koalisi dengan Golkar, bisa dengan PAN, bisa juga dengan partai lain, namanya saja koalisi," ujar Poti kepada GoRiau.com, Minggu (12/7/2020).

Terkait penawaran yang diminta oleh PPP melalui Ketua Bappilu DPW PPP Riau, Husaimi Hamidi, Poti mengaku belum bisa menjawab pertanyaan tersebut karena dirinya juga tidak tahu soal informasi itu.

"Itu belum tahu saya informasinya, intinya semua masih sangat dinamis. Selagi belum ada pengumuman dari DPP, semua masih berkemungkinan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejauh ini ada empat daerah yang PDIP dan PPP sudah menjalin komunikasi intens. Diantaranya Kepulauan Meranti, Dumai, Pelalawan dan Rokan Hilir.

Menanggapi hal ini, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Riau, Husaimi Hamidi, mengatakan hal itu bisa saja terjadi, namun saat ini masih ada tarik ulur antara keduanya.

"Memang ada beberapa daerah yang kita akan berkoalisi dengan PDIP, cuma sekarang sedang didiskusikan dulu," kata Husaimi kepada GoRiau.com Sabtu (11/7/2020).

Pihaknya, lanjut Husaimi, melihat kontestasi Pilkada 2020 adalah kepentingan partai untuk menatap 2024 mendatang. Sehingga, apa yang diputuskan partai harus ada konsekuensi politiknya.

Artinya, ketika PPP memberikan kursinya ke PDIP, PDIP harus terlebih dahulu menjelaskan apa yang akan didapatkan oleh PPP.

"Kalau kita memberi PPP ke PDIP. Kita dapat apa? Contohnya di Pelalawan, kita kasih kursi untuk kader PDIP dan Golkar, apa yang bisa dibantu oleh PDIP pada kota?" ujar Husaimi.

PDIP, lanjut Husaimi, bisa saja memberikan jalan pada kader PPP di daerah lain, misalnya Rokan Hilir. Di Rokan Hilir sendiri ada tiga nama kader potensial yakni Rusli Effendi, Husaimi Hamidi sendiri dan terakhir Ketua DPC PPP Rohil, Bachid Majid.

"Okelah saya tak usah dimasukkan, tapi bawa kader kita yang lain. Kalau tak bisa juga, minimal ada yang bisa kita kaderkan," tegasnya.

Diakui Husaimi, ini juga yang menjadi alasan pihaknya belum memberikan Surat Keputusan (SK) dukungan PPP ke pasangan Zukri - Nasaruddin. Karena dia mau PDIP memberikan penawaran terlebih dahulu ke PPP.

"Kita Parpol ini kan saling membutuhkan. Rugi satu untung satu. Kita ingin komitmennya dulu. Seperti yang saya bilang tadi, tidakpun kader kita, minimal kita kaderkan," tutupnya. ***