PEKANBARU - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Mulyanto, mendesak Menteri BUMN Erick Thohir menindaklanjuti lontarannya sendiri soal dugaan jual beli jabatan di lingkungan perusahaan milik negara agar tak dikira sebagai pengalih isu Boy Thohir. Hal itu disampaikan Mulyanto dalam keterangan resminya yang diterima di Pekanbaru, Minggu (28/11/2021).

"Jangan sampai ada anggapan isu jual beli jabatan hanya pengalih perhatian dari masalah yang melibatkan Boy Thohir, kakak Eric, dengan salah satu anak usaha BUMN," kutipan pernyataan Mulyanto yang dibaca GoRiau.com.

Kata Mulyanto, Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia dikabarkan mengundurkan diri meskipun baru dilantik. Ia merasa kesulitan menyelesaikan restrukturisasi utang PT Rekind, anak perusahaan Pupuk Indonesia sebagai dampak kerugian bisnis dengan perusahaan milik Boy Thohir.

Sebelumnya, kata Mulyanto, Erick secara lugas menyebut angka rupiah yang fantastis untuk jual-beli jabatan tertentu di BUMN. Eric menyebut untuk satu kursi jabatan direksi dibanderol Rp25 milyar. Erick juga mengungkapkan adanya indikasi korupsi dalam pembangunan pabrik blast furnace (tanur tiup) milik Karakatau Steel yang mangkrak setelah pembangunan pabrik dengan dana Rp12 triliun ini dinyatakan gagal dan perusahaan menanggung utang Rp31 triliun.

Dan terakhir, sambung Mulyanto, dugaan kasus korupsi di BUMN Garuda juga diendus.

"Semua kasus tersebut tidak terdengar tindak lanjut hukumnya. Padahal kasus jual-beli jabatan di tingkat pimpinan BUMN menjadi awal dari berbagai kasus korupsi yang marak di BUMN," pungkasnya.***