PEKANBARUKabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (10/10/2019). Dengan demikian, warga Pekanbaru kembali harus menghirup udara mengandung racun.

Sedikitnya ada tujuh zat beracun yang dikandung kabut asap, berikut ini uraiannya, seperti dikutip dari idntimes.com.

1. Karbon Monoksida

U.S Forest Service menyebut bahwa asap hasil pembakaran mengandung karbon monoksida (CO). Ini merupakan gas beracun yang tidak bisa dilihat atau dicium baunya.

Setiap kali sesuatu dibakar (terutama yang mengandung karbon), maka akan melepaskan sejumlah karbon monoksida, terang laman Centers for Disease Control and Prevention.

Menghirup karbon monoksida bisa menyebabkan pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Ngerinya, jika kadar karbon monoksida sangat tinggi, bisa menyebabkan seseorang pingsan bahkan meninggal! Kelompok orang yang paling berisiko adalah bayi, orang tua (manula), orang dengan penyakit jantung kronis dan anemia.

2. Aldehida

Aldehida (CHO) ialah zat yang biasa ditemukan di asap hasil pembakaran. Menghirup aldehida menimbulkan serangkaian konsekuensi buruk bagi kesehatan. Seperti alergi pernapasan, penyakit neurodegeneratif, hipertensi dan lainnya. Ini mengacu pada penelitian berjudul ''Aldehyde Sources, Metabolism, Molecular Toxicity Mechanisms and Possible Effects on Human Health''.

Aldehida yang ditemukan dalam asap kayu termasuk formaldehida, akrolein, propionaldehida, butyraldehida, asetaldehida dan furfural, terang laman Thought Co. Lebih lanjut, kandungan aldehida di dalam asap hasil pembakaran adalah 0,6-5,4 g/kg kayu. Terlihat kecil, namun tetap membahayakan!

3. Metana

Selain itu, asap hasil pembakaran juga mengandung metana (CH4). Menghirup metana dalam jumlah kecil tidak menimbulkan efek bagi kesehatan. Sebaliknya, metana dengan konsentrasi tinggi bisa menggantikan oksigen di udara. Konsekuensinya, oksigen yang tersedia untuk bernapas menjadi semakin menipis.

Gejala setelah menghirup metana adalah detak jantung jadi cepat, pernapasan jadi cepat, kelelahan dan menyebabkan gangguan emosi. Bila oksigen yang tersedia semakin sedikit, kita akan mual, muntah, kolaps, kejang, koma bahkan bisa menimbulkan kematian, ungkap laman Canadian Centre for Occupational Health and Safety.

Sulfur dioksida (SO2) juga biasa ditemukan di dalam asap hasil pembakaran. Ini merupakan gas yang sangat reaktif, tidak berwarna dan berbau seperti korek api. Sulfur dioksida bereaksi dengan polutan di udara untuk membentuk partikel halus.

Apa yang terjadi ketika kita menghirup sulfur dioksida? Berbagai masalah kesehatan bisa timbul, seperti penyempitan dan pengetatan saluran udara di paru-paru, sesak napas dan batuk. Selain itu, sulfur dioksida juga menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan dan mata. Resiko akan semakin parah pada penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronik, terang laman Health Link British Columbia.

5. Nitrogen Oksida

Komponen lain yang ditemukan di dalam asap hasil pembakaran adalah nitrogen oksida. Nitrogen oksida merupakan kelompok yang berisi tujuh gas dan senyawa yang terdiri dari nitrogen dan oksigen. Nitrogen oksida biasanya digunakan sebagai bahan bakar roket dan bahan peledak, ungkap laman Tox Town.

Dua jenis nitrogen oksida yang paling berbahaya adalah oksida nitrat dan nitrogen dioksida. Terpapar nitrogen oksida menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, iritasi pada sistem pernapasan, mata dan kulit. Selain itu, gas ini juga berkontribusi pada perubahan iklim. Tidak hanya membahayakan manusia, tetapi juga bumi!

6. Benzena

Selain itu, senyawa benzena (C6H6) juga ditemukan di dalam asap akibat kebakaran hutan. Benzena diproduksi secara alami akibat kebakaran hutan dan letusan gunung berapi. Biasanya, benzena dipakai untuk membuat plastik, serat sintetis, pelumas karet, pewarna, sampai pestisida dan obat-obatan, terang Wisconsin Department of Health Services.

Apabila seseorang menghirup udara dengan kadar benzena di atas 10 ppm dalam waktu singkat, ia akan merasa pusing, sakit kepala dan mengantuk. Resiko jangka panjangnya lebih berbahaya, yakni menyebabkan anemia, melemahkan sistem kekebalan tubuh, merusak organ reproduksi dan menyebabkan kemandulan.

7. Toluena

Asap akibat kebakaran hutan juga mengandung toluena (C7H8). Toluena berupa cairan bening, tidak berwarna dengan aroma yang khas. Toluena biasa digunakan sebagai bahan pembuatan cat, pengencer cat, perekat hingga cat kuku, jelas laman Agency for Toxic Substances & Disease Registry.

Terpapar toluena bisa menyebabkan masalah pada sistem saraf, sakit kepala, pusing, pingsan, gangguan kognitif, gangguan penglihatan dan pendengaran. Apabila seorang perempuan hamil terpapar toluena, maka akan menyebabkan keterbelakangan mental (idiot) dan gangguan pertumbuhan pada anak-anak. ***