PEKANBARU - Bisnis kuliner belakangan kian diminati oleh masyarakat, khususnya kaum hawa. Ada yang sudah berhasil membesarkan bisnisnya. Ada juga yang mulai mengembangkan sayap usaha itu. Seperti yang dilakukan, pengelola Rumah Cemilan Dzafasi, Ratnayanti Inmaputri, yang saat ini sedang berusaha untuk mengembangkan usaha kulinernya di Pekanbaru Riau.

Bagi dia, untuk membangun bisnis kuliner tidaklah instan. Untuk membuka bisnis kuliner, harus fokus ke makanan dan minuman yang disajikan pada konsumen. Menurut ibu tiga anak ini makanan bergizi dan bersih merupakan komponen terpenting yang harus diperhatikan dalam menyajikan pada konsumen. Makanan sehat di sini berarti makanan yang di dalamnya mengandung gizi seimbang  seperti kalori, karbohidrat, lemak, dan protein. "Makanan dan minuman yang sehat banyak orang yang mulai sadar, demi mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar. Maka itu setiap bahan-bahannya benar-benar harus segar dan bersih," ujar alumni Universitas Pasundan Bandung itu kepada wartawan, Kamis (12/7/2018), saat mengikuti bazar UMKM bersempena menyambut HUT Kejaksaan Tinggi Riau ke 58, di Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru. Dilokasi bazar UMKM itu, Rumah Cemilan Dzafasi menampilkan beberapa makanan dan minuman sehat. Diantaranya larutan air lemon dan jahe yang diberi nama JAJEMON, Ice Doger, Roti Canai Dzafasi, dan cemilan asli buatan Rumah Cemilan Dzafasi. Dilokasi stand mantan pengajar di UIN Suska dan UMRI itu, terlihat ibu-ibu dari Kejaksaan Tinggi Riau langsung melihat dan merasakan minuman khas JAJEMON asli buatan Rumah Cemilan Dzafasi. Dikatakan, Jajemon ini merupakan salah satu minuman resep Tradisional turun temurun Indonesia. "Alhamdulillah sudah banyak yang berminat dengan minuman Jajemon," jelasnya. Seiring bisnisnya berjalan dia menyebutkan, menanamkan nilai kejujuran, kerja keras, kedisiplinan itu tidak mudah. Itu tantangan nomor satu. Sedangkan fluktuasi harga bahan makanan tidak dapat dihindari. Untuk mengakali belanja bahan kulinernya, dia memasok bahan langsung dari pasar tradisional. Ia berharap pemerintah mau lebih memerhatikan fluktuasi harga bahan makanan, seperti pemerintah negara tetangga yang mendukung bisnis kuliner.***