JAKARTA - 1000 pengacara diklaim sudah siap mendampingi pegiat media yang tengah berurusan dengan polisi, yakni Permadi Arya atau Abu Janda. Hal tersebut disampaikan oleh elemen masyarakat yang mengatasnamakan Ikatan Aktivis 98.

"Sepertinya ada yang cari momentum besar ini. Kita rapatkan barisan. Kami akan menyiapkan 1.000 lawyer untuk menjaga Abu Janda," kata Ketua Umum Ikatan Aktivis 98, Immanuel Ebenezer dilansir dari CNNIndonesia.com, Senin (1/2/2021).

Dilaporkannya Abu Janda ke pihak kepolisian atas tuduhan rasisme, menurut Immanuel, tidak sesuai fakta hukum. Bahkan, ia menilai aksi pelaporan oleh Ketua Umum, KNPI Haris Pratama terkesan sekadar memanaskan suasana.

Sebagai informasi, Ketum KNPI Haris Pratama melaporkan Abu Janda ke kepolisian terkait pernyataan kontroversialnya di media sosial Twitter soal dugaan rasialisme terhadap eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

"Beliau kan sudah klarifikasi. Tidak ada kata evolusi yang dimaksud menyerang Natalius Pagai. Haris ini ke-'geer'-an lah," kata Immanuel

Untuk itu, Immanuel meminta Haris tidak perlu ikut campur dan cukup melakukan klarifikasi ke Abu Janda. Imanuel melihat pengaduan ini sarat politik balas dendam. Ia mengaku akan mengerahkan barisan pendukung Presiden Jokowi yang pro demokrasi dan NKRI.

"Ini bahkan seperti ingin menggebuk barisan pendukung Jokowi yang pro-Demokrasi dan NKRI," kata dia.

Belakangan ini, Abu Janda menjadi perbincangan hangat karena sejumlah pernyataan yang ia lontarkan bersifat kontroversial.

Baru-baru ini, Abu Janda sempat melontarkan kicauan di akun Twitter @permadiaktivis1 soal 'Islam agama arogan' saat bicara tentang agama impor yang menginjak-injak kearifan lokal

Atas kicauannya tersebut, Abu Janda dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) oleh Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Laporan itu diterima oleh kepolisian dengan nomor STTL/033/1/2021/Bareskrim tertanggal 29 Januari 2021.

Lalu, Abu Janda juga dipolisikan terkait kasus dugaan rasisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Pernyataan itu diunggah Permadi dalam akun Twitternya @permadiaktivis1. Namun, saat CNNIndonesia.com menelusuri akun tersebut, cuitan itu sudah tidak dapat ditemukan lagi. ***