JAKARTA – Pengamat dari Indef (Institute for Development of Economics and Finance), Nailul Huda, mengatakan, kenaikan harga bakar minyak (BBM) akan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp3 triliun.

Sebab, BBM merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Sehingga, bila harga BBM naik akan berpengaruh pada kenaikan harga lainnya.

''Dari hitungan sementara pengamat Indef dampak akibat harga BBM naik akan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp3 triliun,'' kata Nailul, seperti dikutip dari posko.co.id.

Angka itu didaptkan dari hitungan akibat penurunan konsumsi masyarakat.

''Untuk dampak ekonomi, masih saya hitung ya mas. Dari hitungan awal ada kerugian ekonomi sebesar Rp3 triliun akibat penurunan konsumsi masyarakat,'' kata Sabtu (3/9/2022).

Ditambahkannya, angka kemiskinan juga diprediksi meningkat dari 9,54 persen menjadi 9,96 persen, akibat konsumsi bahan pokok menurun. ''Kemiskinan bisa naik ke angka 9,96 persen,'' ujarnya.

Sambung Nailul, kenaikan harga BBM juga dapat menyebabkan inflasi 8 persen. ''Inflasi bisa menjadi 8 persen. Daya beli jadi menurun,'' terangnya.

Pemerintah telah menaikkan harga BBM jenis Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter dan solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.***