AARHUS - Tunggal pertama Indonesia, Gregoria Mariska minta maat setelah gagal menyumbang angka pertama bagi Tim Bulutangkis Indonesia bertemu Thailand di perempatfinal perebutan Piala Uber 2020.

"Maaf saya gagal menyumbangkan angka. Sayang saya tidak bermain bagus di gim kedua dan ketiga." kata pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah ini usai pertandingan.

Bertarung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Kamis (14/10) malam waktu setempat, Gregoria menyerah kalah 21-14, 10-21, 10-21 dalam durasi 62 menit kepada Pornpawee Chochuwong.

Mengawali laga, pemain rangking 21 dunia itu sebenarnya sudah sesuai pola yang dia inginkan. Mengontrol pertandingan dan bermain menyerang, Gregoria membuka harapan. Sayang di dua gim selanjutnya, dia terbawa pola lawan yang bermain lambat. Gregoria pun kalah dan Indonesia tertinggal 0-1 lawan Thailand.

Gim pembuka juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini mampu memegang kendali permainan. Dari awal terus memimpin perolehan angka berkat bermain menyerang. Lawan yang belum in dengan permainan terus membuat kesalahan, memukul shuttlecock keluar. Interval gim pertama Gregoria unggul 11-7.

Sempat kehilangan empat poin, tetapi Gregoria terus memimpin hingga 14-12. Satu dorongan Gregoria keluar, 14-13. Namun lob lawan keluar, skor berubah 15-13. Gregoria mampu menyerang dan tidak memberi kesempatan berkembang. Lob Pornpawee yang menduduki posisi 10 dunia keluar mengantarkan Gregoria menutup gim pertama dengan 21-14.

"Tadi di gim pertama saya bisa mengontrol permainan. Pola saya bisa keluar semua. Saya lebih berani menyerang dan menang," kata Gregoria.

Gim kedua, Gregoria terbawa irama lawan yang bermain lambat. Dia juga banyak melakukan kesalahan. Kondisi dimanfaatkan Pornpawee meraup banyak poin. Menutup interval kedua gim, Gregoria tertinggal 4-11.

Kesalahan demi kesalahan Gregoria sangat menguntungkan Pornpawee. Wakil Negeri Gajah Putih ini terus melaju meninggalkan Gregoria. Akibat gagal menjangkau shuttlecock pukulan lawan, gim kedua menjadi milik lawan. Gregoria kalah 10-21.

"Di gim kedua ketika lawan mengubah tempo bermain lambat dan bola satu-satu, saya malah terpancing. Saya mengikuti pola lawan dan karena saya mau bermain aman, malah sering salah dan tertekan terus," sebutnya.

Start lambat di gim ketiga membuat Gregoria tertinggal angka. Sempat ketinggalan 3-9, namun dia bisa mengejar hingga 8-9. Sayang dua kesalahan dan gagal mengembalikan shuttlecock lawan, interval gim ketiga Gregoria tertinggal 8-11.

Kesalahan demi kesakahan dan lawan yang mengajak bermain lambat, malah makin membuat Gregoria sulit berkembang. Kesalahan dalam pengembalian adu net, mengakhiri perjuangan Gregoria di gim ketiga dengan skor 10-21.

"Gim ketiga tidak ada serangan. Padahal seperti gim pertama, saya dapat banyak angka kewat serangan. Saya tidak berani menyerang, padahal saya tahu saya bisa dapat poin dari serangan. Disayangkan saya kalah dengan cara seperti itu," ujar Gregoria. ***