JAKARTA - Awan gelap masih menyelimuti bisnis ritel Tanah Air. Setelah 7-Eleven dan Lotus Department Store yang menyetop seluruh operasionalnya, serta Ramayana dan Matahari yang mengurangi jumlah gerainya, kini giliran Golden Truly Mall & Department Store.

Memang, tak banyak yang menyadari kalau tempat perbelanjaan yang melejit pada 1990-an itu semakin sulit ditemui. Dulu, Golden Truly bisa ditemui di Fatmawati, Sudirman, Tendean, Gunung Sahari, Depok, serta Blok M.

Kini, berdasarkan hasil penelusuran instagram @goldentruly disebutkan bahwa tersisa hanya di Gunung Sahari dan Mall Batam City Square (BCS).

“Setahu saya, dulu banyak ya. Tetapi, sekarang sisa dua. Kalau yang di Depok baru tutup bulan kemarin,” ujar layanan pelanggan @goldentruly melalui sambungan telpon, Senin (30/10).

Meski demikian, layanan pelanggan @goldentruly menyebut, manajemen akan membuka cabang baru di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). “Untuk di Serpong belum jelas kapan bukanya, baru mau dibuka,” imbuhnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen Golden Truly tidak lagi dibawahi emiten PT Golden Retailindo Tbk (GOLD) yang kini bersulih nama menjadi PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk.

Sejak 1995 silam hingga 2016 lalu, perseroan bergerak di bidang perdagangan ritel dan pengelola ruang usaha komersial. Pada 25 Juni 2010, perseroan melakukan proses penawaran umum saham perdana (IPO) dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 Juli 2010.

Laporan keuangan perseroan pada kuartal I 2016 melansir, kegiatan usaha perseroan masih dalam perdagangan ritel dan pengelolaan mall Golden Truly. Bisnisnya meliputi pengoperasian department store, dan pengelolaan ruang sewa komersial untuk supermarket, food court, dan restoran.

Namun, pada laporan resmi 26 Mei 2016, perseroan mengambilalih saham PT Permata Karya Perdana (PKP) senilai Rp140 miliar. PKP merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang sarana infrastruktur yang merambah hingga Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada kuartal I 2016, kegiatan utama usaha perusahaan masih dalam perdagangan ritel dan pengelolaan mall bernama Golden Truly. Bisnisnya meliputi pengoperasian department store, pengelolaan ruang sewa komersial untuk supermarket, food court, dan restoran.

Namun, pada 26 Mei 2016 perusahaan mengambilalih saham PT Permata Karya Perdana (PKP) dengan nilai investasi Rp140 miliar. PKP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sarana infrastruktur telekomunikasi yang mendirikan dan mengoperasikan menara dan micro cell, yang nantinya akan disewakan kepada perusahaan operator telekomunikasi.

Proses sewa-menyewa ini umumnya menggunakan perjanjian jangka panjang. Menurut laman resmi Visi Telekomunikasi Infrastruktur, kini perusahaan telah merambah hingga Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra.

Sejak perseroan mengakuisisi PKP, maka secara resmi manajemen mengalihkan kegiatan bisnisnya sesuai dengan fokus utama pergerakan bisnis dari PKP sendiri, yaitu penyediaan infrastruktur telekomunikasi.

Sementara itu, dalam surat penjelasan manajemen kepada BEI pada 25 Oktober 2016, dituliskan jika terdapat penerimaan kas dalam laporan keuangan Juni 2016 sebesar Rp4,8 miliar atas penjualan seluruh saham PT Golden Anugerah Sejahtera yang dimiliki perusahaan sebesar Rp2,7 miliar, kemudian penjualan seluruh saham PT Golden Prima Retailindo yang dimiliki perusahaan sebesar Rp1,5 miliar.

Adapun, pendapatan perusahaan melejit setelah beralih pada bisnis infrastruktur telekomunikasi. Hal ini tercermin pada laporan keuangannya di semester I 2017, di mana pendapatan perusahaan lompat 790,36 persen menjadi Rp12,01 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,34 miliar.

Namun, perusahaan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp3,01 miliar pada enam bulan pertama tahun ini. Kerugian ini meningkat 80,58 persen dari sebelumnya Rp1,66 miliar.***