BANGKINANG - Belasan mahasiswa dari dua perguruan tinggi di Kabupaten Kampar yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Riau menyambangi Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kampar, Kamis (1/12/2017). Mereka disambut oleh Ketua PWI Kampar terpilih, Akhir Yani, SE.

Mereka merupakan perwakilan dari BEM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bangkinang. Selain bersilahturahmi dengan pimpinan baru di PWI Kampar, mereka juga berdiskusi dengan sejumlah wartawan yang ada di kantor PWI itu.

Koordinator Aliansi BEM se-Riau, didampingi Koordinator Daerah Kampar Aliansi BEM se-Riau, Eef Syaifullah menyampaikan, selain silaturahmi dengan Ketua PWI Kampar dan anggota, Aliansi BEM se-Riau juga berdiskusi mengenai isu-isu yang terjadi di Kabupaten Kampar. Banyak isu yang dibahas, salah satu yang menjadi diskusi hangat dalam kesempatan itu yakni terkait kesenjangan pembangunan di desa-desa pelosok di Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan Koto Kampar Hulu. "Kita prihatin dengan kondisi jalan di desa itu," kata David Davijul.

Terkait dengan kondisi jalan yang belum pernah diaspal sejak Indonesia merdeka, mereka berjanji akan ikut memperjuangkannya. Mereka akan berupaya mendesak Pemprov Riau dan pemerintah pusat untuk mengarahkan pembangunan jalan ke desa pelosok itu.

Selain itu, juga dibahas tentang kesuksesan Pemkab Kampar dalam memediasi persoalan masyarakat Siabu dengan PT Ciliandra Perkasa. Di mana saat ini, masyarakat telah mendapat kompensasi senilai Rp500 juta per bulan selama tujuh tahun.

"Nah, supaya tidak ada persoalan di kemudian hari, kita juga siap mengawal sistem pendataan siapa masyarakat yang berhak mendapat bagian dari kompensasi ini. Supaya nanti kompensasi diterima oleh orang yang salah," sebut David.

Ketua PWI Kampar, Akhir Yani mengapresiasi sikap para mahasiswa yang perhatian dengan isu-isu daerah, terutama Kampar. Oleh karena itu dia berpesan, agar mahasiswa dapat menjaga idealisme sebagai mahasiswa.

Akhir menyarankan agar mahasiswa dapat bergandengan tangan dengan para wartawan dan pemerintah untuk kemajuan Kampar. "Kalau ada persoalan di tengah masyarakat, mari kita carikan solusinya bersama pemerintah," sebutnya.

Terkait dengan minimnya pembangunan di daerah pelosok Kampar Kiri Hulu, mahasiswa juga disarankan untuk mengawalnya di Pemprov Riau dan pemerintah pusat. Sebab, pembangunan jalan lintas Lipatkain-Limapuluh Kita itu adalah kewenangan Pemprov Riau.

Para mahasiswa juga diingatkan untuk tidak terlena dengan kemajuan tekhnologi masa kini. "Jangan sampai kita dikendalikan oleh teknologi sekarang. Seperti internet, bisa saja ini menjerumuskan kita ke hal yang negatif. Mari kita manfaatkan untuk kegiatan positif," sebut Akhir Yani. ***