SELATPANJANG - Poliisi Partai Hanura Meranti, H Adil SH, hadir dalam kampanye akbar pasangan T Mustafa dengan Amyurlis alias Ucok (Bermutu) di lapangan Gelora Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, Jumat (4/12/2015) siang. Sejumlah PR pun dititipkan Anggota DPRD Riau itu ke pasangan Bermutu andai menang Pilkada Meranti 9 Desember 2015.

Beberapa poin yang disampaikan H Adil dalam orasinya adalah masalah pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Waktu itu H Adil mengatakan bawa selama mekar jadi kabupaten, setidaknya uang Meranti sudah ada sekitar Rp8 triliun. Namun, Ia mempertanyakan apa yang telah ada di Pulau Padang, Pulang Rangsang, Pulau Merbau, dan Pulau Tebingtinggi (dari uang yang ada itu, red).

Untuk itu, kata H Adil, andai Bermutu terpilih dan begitu selesai diambil sumpah, harus menyelesaikan beberapa tugas. "Stop kan pembangunan jembatan dan pelabuhan dorak. Uangnya dikasih ke desa-desa saja, dimanfaatkan untuk pendidikan dan kesehatan," kata H Adil.

H Adil melihat, pendidikan di Kepulauan Merani belum memadai. Ia menilai masyarakat Meranti saat ini terbodoh se Provinsi Riau.

"Pendidikan itu anggarannya 20 persen dari APBD. Itu sudah ada aturannya," kata H Adil lagi.

Selain itu, untuk kesehatan, H Adil tak ingin lagi melihat masyarakat Meranti dirujuk ke Tanjungbalai, Pekanbaru, dan Bengkalis. "Kedepan berobat harus di Selatpanjang saja. Kalau berobat ke Bengkalis, Pekanbaru dan Tanjungbalai Karimun membutuhkan banyak biaya," tambah H Adil.

Selain kesehatan dan pendidikan, H Adil juga minta Bermutu bisa menyelesaikan pembangunan Jalan Alai - Mengkikip menuju Buton. "Perubahan itu tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa dibayar dengan uang," tutur H Adil.

Dalam kampanye itu, terlihat juga tokoh Meranti Center di Jakarta Firdaus. Waktu itu, Firdaus lebih banyak mengulas tentang aksi masyarakat Meranti menjahit mulut di Jakarta beberapa waktu lalu. Aksi melawan perusahaan HTI di Pulau Padang itu dianggap sebagai dampak dari tidak berpihaknya pemerintah ke masyarakat (rakyat).

"Pilih pemimpin, jangan pilih penguasa. Penguasa membeli dan mengorbankan rakyat," kata Firdaus pula.

Saat kampanye berlangsung, juga digelar simulasi pencoblosan. Orasi politik berakhir pukul 16.00 WIB. Namun hiburan yang mendatangkan artis KDI berakhir sampai pukul 17.00 WIB. ***