JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi dalam siaran parlemen yang dibaca pada Senin (5/12/2022), mengungkapkan, perlu terobosan baru guna meningkatkan produktivitas susu dalam negeri.

"Perlu satu terobosan terkait peningkatan minat untuk beternak karena bahan baku susu pertama adalah dari sapi perah itu sendiri, sehingga tidak ada disparitas antara supply and demand. Jadi kebutuhan kita makin hari meningkat tetapi kapasitas kita untuk menyiapkan bahan baku industri susu semakin menurun," ungkap Bambang sebagaimana dikutip GoNEWS.co.

Baca Juga: Respons PMK, MUI Susun Panduan Berkurban 

Baca Juga: Ombudsman Sebut Susunan Pansel OJK Rawan Kepentingan 

Diketahui, kebutuhan susu di Indonesia saat ini masih bertumpu pada impor. Kebutuhan bahan baku IPS (industri pengolahan susu) selama 5 tahun terakhir rata-rata tumbuh 6%, sedangkan produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) dalam kurun waktu yang sama hanya tumbuh 1%.

Pada tahun 2021, kebutuhan bahan baku susu industri pengolahan susu (IPS) tercatat sebesar 4,19 juta ton (setara susu segar), dengan pasokan bahan baku susu dalam negeri sebesar 0,87 juta ton (21%), dan sisanya sebesar 3,32 juta ton (79%) masih diimpor dari berbagai negara dalam bentuk: skim milk, whole milk, anhydrous milk fat, butter milk, dan whey.

Baca Juga: Kemendagri Pandu Pemda Susun APBD 2022 

Baca Juga: Pemerintah Libatkan Masyarakat Susun Aturan Turunan Ciptaker melalui Situs Ini... 

"Kontribusi bahan baku susu segar dalam negeri terus menurun setiap tahunnya, yaitu dari 25% di tahun 2017 menjadi 21% di tahun 2021," sambung Bambang.

Ketergantungan bahan baku susu impor ini dinilai Bambang akan cukup rawan terhadap daya saing dan keberlanjutan industri di dalam negeri. Mengingat saat ini harga bahan baku susu impor terus meningkat khususnya dalam 2 tahun terakhir.

Politisi dari F-Partai Gerindra ini juga mendorong adanya sinergitas antara Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian hingga Kementerian KLHK untuk pemanfaatan lahan tidur guna meningkatkan produksi susu dalam negeri. Tercatat ada 84 perusahaan industri pengolahan susu (IPS) dan turunannya. Namun, dari 84 perusahaan tersebut, baru 14 perusahaan yang bermitra dengan koperasi atau peternak sapi perah.***