PERJALANAN Ahmad Rifqi Mukhlisin cukup menarik sebelum menjadi petembak nasional. Dari mulai ditipu saat beli senapan di Pasar Turi Surabaya, Jawa Timur hingga sebulan tidur di lapangan tembak Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTB) dilakoninya demi mengejar prestasi

Pria kelahiran Bangkalan Madura Jawa Timur, 29 November 1991 mulai memegang senapan ketika jengkel melihat banyak tikus di tempat kosnya di daerah Bendul Merisi Surabaya. Rifqi yang kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Surabaya datang ke pasar Turi untuk mebeli senapan.

"Waktu beli senapan di Pasar Turi itu saya sempat ditipu. Saya membeli senapan yang rusak," kata Ahmad Rifqi Mukhlisin yang ditemui usai meraih medali emas cabang olahraga menembak nomor Metalic Silhoutte perorangan putra SEA Games XXX yang digelar di Philipines Mariner Shooting Ranger, Manila, Filipina, Minggu (8/12/2019).

Ternyata ulah pedagang itu membawa berkah bagi Rifqi untuk memulai usaha online jual senapan dan mengantarnya untuk menekuni olahraga menembak. Dari sinilah awal lmulanya Rifqi mengenal olahraga menembak.

"Akibat ditipu pedagang itu, saya mulai mencari informasi tentang senapan lewat pertemanan media sosial dengan komunitas olahraga menembak. Dari mereka, saya mendapat banyak informasi tentang cara memperbaiki senapan rusak. Eh... ternyata senapan yang rusak itu bisa diperbaiki dan lebih kaget lagi senjata itu bisa terjual dengan harga yang lumayan. Ini yang menginspirasi saya memulai usaha jual beli senapan melalui online," ujarnya.

Mengingat banyak hubungan dengan komunitas menembak, pria kelahiran, Rifqi diajak untuk latihan senapan. Dengan modal senapan beburu itu, dia mulai mengikuti perlombaan menembak antar kampung (tarkam).

"Selama 1,5 tahun latihan dan mengikuti lomba saya tidak pernah menjadi juara. Saya terus saja berlatih dan tahun berikutnya mulai memetik hasil dengan meraih juara di turnamen tarkam yang menyediakan hadiah barang dan uang," jelasnya.

Sakin cintanya dengan olahraga menembak dan ingin lebih mengembangkan usahanya, Rifqi memutuskan berhenti kuliah. "Saya berhenti kuliah karena ingin konsentrasi mengembangkan usaha jual beli senapan online dan menekuni olahraga menembak. Lagipula, saya tidak cocok jurusan komputer," ungkapnya.

Pada saat mengikuti seleksi pelatnas SEA Games XXX yang digelar PB Perbakin, Rifqi sempat tidak lolos. Posisinya hanya berada di peringkat kesembilan. Namun, dia tidak putus asa. Dia bergabung dengan Tim Menembak NTB untuk Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 di bawah bimbingan pelatih menembak Andik Budi Hariyono. "Saya sempat selama sebulan latihan dan tidur di lapangan Rinjani NTB untuk meningkatkan ptrestasi," akunya.

Hasil kerja keras itu ternyata membuahkan hasil. Pada saat Tuirnamen Menembak Jatim Open 2019 yang juga ajang seleksi Tim Menembak Pelatnas SEA Games XXX Filipina 2019, dia sukses menempati peringkat dengan medali perak. "Saya bisa masuk ke Tim Pelatnas Menembak SEA Games Filipina 2019 karena ada promosi dan degradasi. Padahal, saya menggunakan senapan berburu," tanasnya.

Atas keberhasilan itu, Rifqi yang brgabung dalam pelatnas mendapatkan fasilitas senapan berkualitas seharga Rp60 juta yang diberikan Kertua Umum PB Perbakin, Joni Supriyanto. "Saya sangat terbantu dengan adanya senjata itu sehingga saya bisa meraih medali emas di SEA Games Filipina 2019," ujar Rifqi yang berniat mengembangkan usaha nya jika mendapat bonus dari Kemenpora. ***