PEKANBARU - Meski menjadi kabupaten induk dari perpecahan tiga Kabupaten, namun Kabupaten Indragiri Hulu ternyata masih memiliki banyak persoalan yang belum terselesaikan, termasuk di masa kepemimpinan Bupati Inhu, Yopi Arianto selama 10 tahun belakangan ini.

Hal tersebut terungkap dari diskusi publik, Rumpun Mahasiswa Indragiri Hulu (Rumah Inhu) bertemakan 'Refleksi Kepemimpinan Indragiri Hulu ke Belakang dan Menerka Arah Pembangunan Indragiri Hulu di Masa Depan' di Hotel Dafam, Jumat malam (28/8/2020).

Dalam diskusi tersebut masing-masing narasumber menyampaikan pandangannya secara objektif tentang kondisi Inhu saat ini, sayangnya Bupati Inhu Yopi Arianto tidak menunjukkan tanda-tanda kehadirannya sampai acara selesai.

Padahal, dalam diskusi tersebut hadir beberapa pakar di bidangnya, Prof Dr H Isjoni selaku pakar pendidikan, Prof Dr KH Akhmad Mujahidin selaku pakar pendidikan agama, Tokoh Maayarakat Inhu Dr H Emrizal Pakis, dan Pengamat Politik Dr Panca Setyo Prihatin.

Tak hanya itu, pihak-pihak lainnya juga ikut memberi pandangan tehadap kondisi Inhu, mulai dari Koordinator Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Triono Hadi, Wakil Koordinator Jikalahari, Okto Yugo dan anggota DPRD Inhu.

Ketua Panitia, Ilham Permana mengatakan acara ini merupakan hasil pengamatan para mahasiswa asal Inhu yang berkuliah di seluruh penjuru Inhu di kampung halamannya.

"Kami baru seminggu disana, sudah banyak masalah kami lihat, apalagi kalau kami mengamati setahun. Saya sudah undang Bupati, saya bilang kalau dia tidak datang berarti dia tak mau bertanggungjawab atas kondisi Inhu dua periode ini," ujar Ilham.

Sementara itu, Anggota DPRD Inhu Fraksi PPP, Bayu Nofyandri Surbakti yang menyempatkan diri hadir, mengaku selama ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Pemkab Inhu terkait berbagai persoalan menyangkut kepentingan masyarakat.

"Kita sudah menjalin komunikasi baik dengan Bupati saat ini, kita juga sudah komunikasi dengan calon yang akan maju di Pilkada Inhu supaya bisa berkomitmen untuk lebih baik lagi membangun Inhu. Masalah yang belum terselesaikan oleh Bupati sekarang, harapan kita bupati yang baru bisa menghasilkan kebijakan yang lebih baik," kata Bayu.

Senada dengan Bayu, Anggota DPRD Inhu dari Fraksi Gerindra, Hadi Triyas Prananda mengungkapkan, diskusi ini membuat dirinya jadi paham apa yang menjadi keinginan para tokoh-tokoh dan pakar untuk keinginan Inhu.

"Saya tadi tertarik tentang kurangnya upaya jemput bola Inhu ke pusat. Tadi dicontohkan bagaimana Pemprov Sumbar yang mana mereka bisa membangun kelok 9 dari APBN murni semasa Gubernur Gamawan Fawzi. Mungkin ini yang akan jadi concern kita nabi bagaimana supaya bisa mendapatkan kucuran APBN lebih banyak," tutupnya.***