JAKARTA - Direktur Eksekutif '98 Institute Sayed Junaidi Rizaldi menilai ketidak mampuan Kepala Badan Pengelolaan (BP) Batam Hatanto Reksodiputro dalam mengelola BP Batam menjadi sengkarutnya berbagai persoalan di Batam.

Hatanto yang digadang-gadang bisa memulihkan kota Batam justru menjadikan Batam menjadi kian terpuruk dalam investasi dimata dunia.

"Saya kira orang yang tidak bisa men?himbangi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) disingkirkan saja," kata Sayed Junaidi kepada GoNews.co melalui pesan releasenya, Minggu (11/6/2017).

Sayed Junaidi yang merupakan lulusan pasca politik UI juga menjelaskan, Presiden Jokowi merupakan orang yang cekatan dalam bekerja. Jika anak buahnya tidak bisa sejalan dengan cita-cita maka menurutnya tidak perlu dipertahankan.

"Hatanto Reksodiputro sudah diberi kesempatan bekerja satu tahun lebih. Kenapa inverstor Batam justru pada kabur, ini merupakan kemunduran," jelasnya.

Ia juga menilai, Hatanto terlalu berharap pada masuknya perusahaan raksasa untuk berinvestasi di Batam. Namun, kata Junaidi, Hatanto tidak menghitung terlebih dahulu secara akurat geliat kehidupan perekonomian di Batam serta perimbangan perputaran uang dipasar (daerah) mikro-menengah vs makro, terlebih lagi tidak mempelajari profil kota Batam dari segi kultur, dan potensi-potensi yang ada.

"Terlalu memaksakan kehendak untuk menggunakan sistem elektronisasi tanpa memperhitungkan kapasitas/potensi Sumber daya Manusia (SDM) internal," jelasnya.

Sayed melanjutkan, Menteri Perekonomian jangan jangan salah memilih Hatanto menjadi Kepala BP Batam. "Macam memilih kucing dalam karung. Akhirnya, malah merepotkan kinerja presiden juga," kata dia.

Sebelum terlambat katanya lagi, Menko Darmin harus sesegera mungkin mencari pengganti Kepala BP Batam. "Pilih orang yang profesional dibidangnya. Jika perlu Kepala BP Batam diisi orang asli Melayu sehingga mengerti permasalahan yang sebenarnya. Jangan karena faktor kedekatan dan kelompok lantas dipakai Kepala BP Batam," terang putra Melayu ini dengan semangat. ***