BENGKALIS, GORIAU.COM -

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kabupaten Bengkalis, Sopyan Hadi didampingi sejumlah stafnya, memenuhi undangan Komisi II DPRD Bengkalis terkait mencuatnya tiga program di Balitbang yang diduga bermasalah. Kepada para wakil rakyat, pejabat Balibang membantah ketiga kegiatan penelitian mereka tersebut bermasalah.

Dipimpin Ketua Komisi II Syahrial didampingi anggota komisi II lainnya, Zamzami, Fachrul Nizam, Hendri HS dan Sofyan, hearing Balitbang dengan Komisi II dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB. Dihadapan anggota Komisi II, Sopyan Hadi menerangkan bahwa ketiga kegiatan yang dilaksanakan di SKPD-nya tidak lain untuk kemajuan daerah.

Untuk program bahan bakar Bioethanol ia menyebutkan, bahwa Balitbang sepenuhnya hanya sebagai peneliti dan pengembangan dari program tersebut. Dan program bahan bakar Bioethanol yang sudah dilaksanakan merupakan satu-satunya di Riau yang dilaksanakan, sedangkan untuk pengembangan atau mau dijadikan industri produktif tentu harus melalui badan usaha serta bekerjasama dengan SKPD lainnya.

Untuk program percontohan kebun kelapa sawit, Sopyan Hadi membenarkan kalau ia bekerjasama dengan salah seorang pengusaha kelapa sawit di Bengkalis. Program percontohan tersebut tidak menggunakan dana APBD Bengkalis, malah sebaliknya penelitian yang dilakukan ditanggung pengusaha tersebut. Balitbang sendiri akan mengembangkan minyak goreng dari buah kelapa sawit yang dilakukan kerjasama tersebut.

Sedangkan untuk kegiatan budidaya ikan salai, Kepala Balitbang memaparkan bahwa budidaya yang dilakukan di Tasik Serai Kecamatan Pinggir tahun 2014 lalu, pengelolaannya sudah diserahkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan. Sedangkan untuk tahun 2015 penelitian budidaya ikan salai diarahkan ke lokasi Giam Bukitbatu-Siak Kecil, dengan sasaran peningkatan perekonomian masyarakat.

''Ketiga kegiatan tersebut semuanya adalah penelitian. Jadi intinya kami terus berupaya bagaimana kedepannya ada produk unggulan dari Kabupaten Bengkalis selain lempuk durian yang bisa menjadi ikon daerah ini. Bahkan untuk percontohan kebun kelapa sawit, kita tidak mengeluarkan biaya sama sekali,'' pungkas Sopyan Hadi di hadapan wakil rakyat.

Ketua Komisi II Syahrial mengharapkan kepda Balitbang untuk lebih transparan ke public soal kegiatan yang mereka laksanakan dan menghasilkan output yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Menurutnya, komisi II sengaja memanggil hearing Balitbang terkait dengan beredarnya opini di masyarakat tentang kegiatan yang dilaksanakan diduga bermasalah.

''Kedepan harus ada upaya perbaikan kinerja lebih bagus lagi dari Balitbangda. Termasuk mengedepankan transparansi kepada public menyangkut program yang dilaksanakan. Namun DPRD Bengkalis senantiasa akan memantau setiap kinerja SKPD, khususnya yang berada dibawah komisi II,'' ujar Syahrial.(ail)