JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali tidak terlalu kaget dengan keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan secara resmi kota Brisbane menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.  Terlebih, Brisbane sudah mengajukan diri sejak jauh-jauh hari, yaitu pada tahun 2015.

“Jadi secara mental kita sudah siap menerima itu, tidak kaget amat. Tapi kan kita tetap upayakan (menjadi tuan rumah Olimpiade),” kata Zainudin Amali menanggapi terpilihnya Brisbane sebagai tuan rumah 2032, Kamis (22/7/2021).

Menuurut Menpora Amali, Brisbane sudah sejak 2015 mengajukan sebagai tuan rumah Olimpiade 2031. “Sudah dari 2015 Brisbane bidding. Kita sadar itu, tapi kita tetap berusaha untuk yakinkan NOC dan negara lain, tapi kita juga siap akhirnya brisbane yang diputuskan.”

Meski begitu, Amali menganggap bidding yang dilakukan NOC Indonesia kali ini adalah agar Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dalam mengelola kegiatan satu even olahraga internasional. Apalagi dalam Grand Desain Olahraga Nasional yang dibuat pemerintah, ada terget Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

"Prioritas pemerintah saat ini adalah menyiapkan pembinaan prestasi untuk mencapai target sesuai Grand Desain Olahraga Nasional. Jadi intinya tetap jalan, upaya untuk ini (mengajukan diri menjadi tuan rumah) jalan. Tapi, kita menjadi tuan rumah atau tidak, prestasi harus tetap dipersiapkan,” jelasnya.

Saat ini, kata Amali, pihak Kemenpora juga masih menunggu penyampaian resmi dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia). Namun, sebelumnya Presiden KOI, Raja Sapta Oktohari sempat menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan berhenti berjuang untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade. ***