JAKARTA - Ketua DPP Partai Gerindra Iwan Sumule merasa kaget dengan rencana Kepala BPIP yang akan menggunakan media sosial Tik Tok untuk mensosialisasikan Pancasila.

"Waduh, pakai Tik Tok. Kok Alay, ini arahan Presiden macam mana?" tanya Iwan Sumule yang kaget mendengar kabar tersebut kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/2/2020).

Ia pun mengingat-ingat sebuah artikel yang memberitakan bahaya penggunaan Tik Tok. Menurut artikel tersebut aplikasi Tik Tok sering digunakan untuk penipuan dan pengaburan fakta.

"Jika benar tentang aplikasi Tik Tok demikian, bahaya benar aplikasi itu digunakan untuk kepentingan negara. Iya nggak sih?" ujarnya.

Sebelumnya, Yudian mengatakan bahwa BPIP akan menggunakan media sosial untuk fokus kepada generasi milenial sesuai permintaan Jokowi.

"Alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada Blogger, ada pokonya medsos yang sekarang digital lah. Ya termasuk Tik Tok segala macam itu," kata Yudian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Sebelumnya, Kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan pihaknya berencana menggunakan sejumlah platform media sosial (medsos) untuk menyosialisasikan Pancasila ke generasi muda. Platform media sosial yang akan digunakan mulai dari Youtube, Blog, hingga Tiktok.

"Alatnya itu maksud saya ada Youtube, ada Blogger, ada pokoknya medsos yang sekarang digital lah. Digital mode ini kita pakai, sehingga nanti akan ada, ya termasuk Tiktok segala macam itu," kata Yudian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).

Yudian mengatakan langkah itu diambil untuk menjawab permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin BPIP fokus kepada generasi milenial.

"Dalam hal ini pak Presiden sangat berkali-kali menekankan kita fokus di sini, karena ada generasi milenial yang 129 juta jiwa yang kira-kira terputus dari dua sisi," kata Yudian menambahkan.

Selain medsos, Yudian tak menutup kemungkinan menyosialisasikan dan membumikan Pancasila menggunakan media seperti film dan musik. BPIP, kata dia, juga hendak menggunakan kompetisi-kompetisi olahraga untuk menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila.

Rektor UIN Sunan Kalijaga itu berkata pihaknya ingin menyampaikan nilai Pancasila tanpa memaksakan melalui metode indoktrinasi. Sehingga, kata dia, maka dipilih cara-cara yang lebih ramah dengan generasi muda.

"Dengan cara yang sesuai dengan psikologi anak-anak, generasi milenial," tuturnya.***