BANDUNG - Musa Izzanardi Wijanarko, bocah berusia 14 tahun 6 bulan, asal Bandung, lolos SBMPTN yang diumumkan Selasa, 13 Juni 2017. Izzan diterima di Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Saya dapat kabar Izzan lolos SBMPN hari ini," kata ibu kandung Izzan, Yanti Herawati kepada Tempo pada Selasa, 13 Juni 2017.

Menurut Yanti, anaknya memang tergolong cerdas sejak kecil. Sehari-hari, kata Yanti, Izzan cenderung tak berhenti bergerak. Saking aktifnya, saat kecil suka merusak barang-barang hingga menyerang teman-temannya. Yanti mendapat kabar dari Izzan melalui sambungan telepon bahwa anaknya diterima di Fakultas MIPA ITB.

''Izzan memang bercita-cita menjadi ilmuwan fisika dan ahli nuklir,'' kata Yanti.

Karena Izzan kecil tidak mau diam, Yanti mengaku sempat memeriksakan kondisi anaknya ke psikolog. Izzan didiagnosa mengalami Autism Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan IQ.

Izzan sempat menjalani terapi dalam kurun waktu tertentu sampai akhirnya merasa tertekan dengan terapi tersebut. Yanti pun memutuskan menghentikan terapi. Izzan juga keluar dari sekolah dan belajar di rumah.

Yanti mengajari anaknya sendiri di rumah. Awalnya membiarkan anaknya bermain sesukanya. Suatu ketika, Izzan bertanya kepada ibunya tentang sosok Sir Isaac Newton.

''Bu kenapa Newton bisa menghitung gerak planet?,'' kata Yanti menirukan pertanyaan anaknya. ''Saya jawab, Newton menghitung dengan rumus matematika.''

Sejak saat itu Izzan berminat dengan dunia Matematika dan sains. Kata dia, ''Ajari saya Ma.'' Yanti juga mengajari anaknya membaca huruf Hijaiyah dan membaca Iqra. Selama hampir 14 tahun itu Yanti mengajari anaknya di rumah.

Dia mengaku tak menerapkan program khusus. Ia hanya mengikuti perkembangan dan keinginan belajar anak. Selain itu, Izzan juga aktif ikut organisasi pramuka, olahraga kungfu, dan taekwondo.

Izzan berencana nantinya akan lulus dari ITB lebih cepat dari kakak perempuannya yang lebih tua 5 tahun. Kakaknya sudah terdaftar sebagai mahasiswa ITB sejak sudah dua tahun lalu. Kata Yanti, Izzan ingin menyalip kakaknya dan lulus dengan indeks prestasi di atas 3,9.

Ikut SBMPTN Usia 13

Sebelumnya, nama Izzan sering diberitakan media massa karena mengikuti SBMPTN di ITB saat usianya masih 13 tahun. Psikolog mengatakan bahwa Izzan berpotensi sebagai anak jenius. Tingkat kecerdasannya di atas usia siswa sebayanya.

Yanti menemukan tanda-tanda kemampuan anaknya itu sejak usianya 4 tahun. Saat itu Izzan sempat masuk sekolah anak usia dini. Namun dia tak naik kelas. Kata Yanti, Izzan tidak menunjukkan kecerdasan seperti kebanyakan anak-anak sebayanya. Izzan akhirnya malu tidak mau sekolah lagi.

Yanti menuturkan, Izzan sebenarnya sudah pernah ikut seleksi SBMPTN pada tahun lalu. Namun tak lolos. Akhirnya, Yanti berinisiatif mendaftarkan anaknya ikut bimbingan belajar SBMPTN selama 1,5 bulan. Izzan latihan menjawab soal-soal dengan cepat, dari Matematika, Bahasa Indonesia, sampai Bahasa Inggris.

Latihan bimbingan belajar itu membuahkan hasil. Izzan lolos dan diterima di ITB. Sebelum mengikuti SBMPTN, putra kedua dari tiga bersaudara itu tergolong cerdas. Dia menyukai bidang sains seperti matematika, fisika, dan dunia astronomi.***