MATARAM - BDI (29), seorang bidan di Lombok, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia akibat terjangkit Covid-19. BDI menghembuskan napas terakhirnya dalam kondisi hamil 7 bulan.

Dikutip dari Kompas.com, jenazah BDI telah dimakamkan sesuai protokol Covid-19 di pemakaman umum Desa Tiwuhgalih, Sabtu (25/7/2020).

Direktur RSUP NTB, L Hamzi Fikri menuturkan, sebelum meninggal BDI sempat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUP NTB sejak 19 Juli.

Adapun sang suami dan keluarga kini menjalani isolasi mandiri.

''Almarhumah tidak bertugas di rumah sakit rujukan. Saat pandemi ini nakes punya risiko tinggi terpapar, tetapi kita tetap ikhtiar maksimal dengan kondisi saat ini,'' kata Fikri.

Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, ibu hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terjangkit Covid-19.

''Inilah yang selalu kami pesankan, jagalah kelompok risiko tinggi kita, bayi, balita, ibu hamil dan lansia. Dan yang meninggal ini berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Itulah yang selalu kami ucapkan, garda paling terdepan yang menanggung risiko tinggi adalah tenaga kesehatan,'' kata Eka.

Eka mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap bahwa Covid-19 adalah hoaks.

Sudah banyak keluarga yang merasakan sakitnya kehilangan anggota keluarga.

''Berhentilah menganggap Covid-19 adalah teori konspirasi atau hoaks, dan menganggap kami petugas kesehatan telah membohongi masyarakat tentang Covid-19. Covid-19 nyata adanya,'' kata Eka.

Berdasarkan data yang dirilis Satgas Covid-19 NTB, BDI merupakan pasien nomor 1.751. Bidan ini dirawat sejak 19 Juli 2020. 

Namun, data itu tidak sinkron dengan data yang juga di-publish Satgas Covid-19 NTB.

Dalam data tersebut pasien nomor 1.751 tercatat atas nama BDI, tetapi usia dan alamatnya berbeda.

Juru bicara Satgas Covid-19 NTB, I Gede Aryadi mengatakan telah langsung melakukan perbaikan pada data tanggal 20 Juli 2020 guna meluruskan data yang keliru.

''Sudah dilakukan perbaikan atau revisi terhadap data tersebut,'' kata Aryadi.

Saat ini tercatat kasus positif Covid-19 di NTB berjumlah 1.903 kasus, di mana 106 pasien di antaranya meninggal dunia.

Sebanyak 600 pasien positif masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan.

Kasus terbanyak masih berasal dari Kota Mataram mencapai 832 kasus, di mana 56 pasien dilaporkan meninggal dunia.***